Halaqah 03: Murid dan Karya Tulis Penulis Kitab

Halaqah yang ke-3 dari pembukaan Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Ushulus Sunnah yang ditulis oleh Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah adalah tentang murid dan karya tulis penulis kitab.

Diantara murid² Al Imam Ahmad bin Hanbal (yg terkenal) kita tidak asing mendengar nama² mereka, ini menunjukkan bagaimana kedudukan gurunya, seperti Al Imam Bukhari itu adalah salah satu Imam Ahmad bin Hanbal yang kitab beliau (shahih Bukhari) ini menjadi kitab yang paling shahih setelah Al Quran, ternyata ini adalah murid dari Imam Ahmad, bukunya Imam Ahmad bukan kitab yang paling shahih setelah Al Quran, tetapi kitab yang ditulis muridnya Imam Bukhari ternyata Allah subhanahu wata'ala kehendaki kitab yang shahih setelah Al Quran.

Al Imam Muslim ini juga muridnya Imam Ahmad , Al Imam Muslim Ibnu hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi dia murid nya Imam Ahmad & juga muridnya Imam Bukhari.

Al Imam Abu Dawud yang mengarang sunan Abu Dawud ini juga termasuk muridnya Imam Ahmad bin Hanbal.

Ali Ibnu Madini juga demikian & memiliki sholeh & Abdullah dan ini juga kedua anak beliau sekaligus murid beliau.

Abu Zur’ah ar Roji, Abu Hasyim aye Roji , Abu Said Ad Darini, ternyata ulama² yang terkenal tersebut yang dikenal sebagai Imam² & ulama² ahlu Sunnah wal jamaah mereka² adalah orang² yang keluar dari madrasah nya Al Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah.

Ini menunjukkan tentang kedudukan Imam yang insyaAllah akan kita pelajari kitabnya meskipun kita tidak pernah langsung berguru kepada beliau tetapi kita alhamdulillah pada kesempatan kali ini diijinkan oleh Allah untuk mempelajari kitab yang beliau tulis, diantara karangan² Al Imam Ahmad bin Hanbal adalah

Musnad
Ini adalah kitab yang berisi hadits² hanya dia disusun oleh Imam Ahmad sesuai dengan nama Shahabat yang meriwayatkan hadits, caranya/misalnya hadits²nya Abu Bakar ash Sidiq yang ada pada beliau diriwayatkan dijadikan satu.

Haditsnya Umar bin khotob jika kita mencari hadits didalam Musnad Imam Ahmad, kita tau ada hadits & disitu ada nama Shahabatnya, misal hadits ini diriwayatkan Abu Dzar kita mencari didalam Musnad nya Abu Dzar kemudian dicari dibawahnya hadits² tersebut karena hadits² dikumpulkan & disusun berdasarkan nama Shahabat radiallahu anhum yang meriwayatkan hadits tsb.

Ini berbeda dengan shahih Bukhari, sunan Abu Dawud, Sunan Ibnu Majjah.
Karena itu disusun berdasarkan bab² tertentu seperti kitabu thaharoh, maka akan disebutkan didalam kitabu thaharoh hadits² yang berkaitan dengan wudhu, tayamum, mandi & dicampur apakah itu haditsnya Abu Hurairah atau haditsnya Aisyah atau Shahabat yang lainnya. Orang biasanya lebih mudah membuka kitab² hadits yang disusun berdasarkan bab² tsb (kitabu thaharoh, kitabu Zakat) biasanya lebih memilih kitab² Hadits yg disusun berdasarkan materinya/thema nya/ isi nya bukan berdasarkan nama Shahabatnya.

Sehingga mungkin ini yang menjadikan Musnad Imam Ahmad bin Hanbal mungkin tidak populer ditelinga kita tapi yang lebih populer adalah shahih Bukhari, Muslim, Sunnan Abu Dawud, Ibnu Majjah dst, tetapi kalau menurut kalangan thulabul ilm tentunya Musnad Imam Ahmad bin Hanbal sesuatu yang bukan asing ditelinga mereka.

Kemudian diantara karangan beliau adalah Kitabu az-Zuhd, kitabu Sholah, kitabu ar-Radd ala al-Jahmiyyah (bantahan kepada orang² Jahmiyyah), Kitabu wara’, kitabu fadhoil Shahabah.

Jadi beliau seorang yang menghafal & seorang penulis. Allah subhanahu wata'ala memudahkan beliau untuk menulis, ini yang perlu kita berikan perhatian juga jika memang kita mudah diberikan oleh Allah subhanahu wata'ala ilmu agama maka hendaklah kita menyempatkan untuk bisa menulis dengan Ikhlas & tema² yang memang dibutuhkan oleh kaum Muslimin karena kita akan meninggal dunia sementara kitab yang kita tulis akan tetap ada & itulah yang akan diambil manfaat oleh manusia, apa yg kita hafal akan bersama kita tapi Kalau kita menulisnya maka itu akan tetap ada & biidznillah akan dibaca oleh manusia & kita akan mendapatkan aliran pahalanya.

Sehingga para ulama – asatidzah mereka menulis karena ingin umur/usia yang panjang kalau mereka sudah meninggal dunia tapi kitabnya masih dibaca/disebut dia majlis² ilmu padahal dia sudah meninggal ratusan tahun, berbeda dengan orang yang tidak memiliki yg demikian dimana para ahlu dunia mereka meninggal begitu saja tidak diingat oleh manusia tetapi para ulama mereka meninggal 1000 tahun yg lalu tetapi sampai sekarang mereka masih disebut² didalam majlis² & masih didoakan.
***
[Materi halaqah diambil dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Ushulus Sunnah yang ditulis oleh Al Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah]
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url