Halaqah 20: Riya
Halaqah yang ke 20 dari materi halaqah silsilah ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy adalah tentang Riya’
Riya adalah seorang mengamalkan sebuah ibadah bukan karena ingin pahala dari Allah Subhanahu wata'ala, tetapi ingin dilihat manusia dan dipuji. Riya hukumnya haram dan termasuk syirik kecil yang samar, yang tidak mengeluarkan seseorang dari Islam. Riya adalah sebab tidak diterimanya amal ibadah seseorang bagaimanapun besar amalan tersebut.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ
“Allah berfirman: Aku adalah Dzat yang paling tidak butuh dengan syirik, barangsiapa yang mengamalkan sebuah amalan dia menyekutukan Aku bersama yang lain di dalam amalan tersebut maka Aku akan meninggalkannya dan kesyirikannya” (H.R. Muslim)
Sebagian ulama berpendapat bahwa syirik kecil tidak ada harapan untuk diampuni Allah Subhanahu wata'ala artinya dia harus diadzab supaya bersih dari dosa riya’; berbeda dengan dosa besar yang ada di bawah kehendak Allah Subhanahu wata'ala, kalau Allah Subhanahu wata'ala menghendaki maka diampuni langsung dan kalau Allah Subhanahu wata'ala menghendaki maka diadzab.
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa yang lain bagi siapa yang dikehendaki”. (Q.S.An Nisaa: 48)
Tahukah kita siapa orang yang pertama kali akan dinyalakan api neraka dengan mereka?
Mereka bukanlah preman-preman di jalan, dan bukan pembunuh yang kejam…tapi mereka adalah seorang yang mengajarkan Al Quran supaya dikatakan qari’, berinfaq supaya dikatakan dermawan, dan berjihad supaya dikatakan pemberani. Mereka beramal bukan karena Allah Subhanahu wata'ala.
Sebagaimana dikabarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits shahih yang diriwayatkan At Tirmidzi dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
Oleh karena itu, ikhlaslah dalam beramal. sungguh mahal harganya, para salafpun merasakan beratnya memperbaiki hati. Hanya kepada Allah Subhanahu wata'ala kita meminta keikhlasan dalam beramal, menjauhkan kita dari riya’, sum’ah, ujub dan berbagai penyakit hati. Mari kita biasakan menyembunyikan amal kita meskipun dari orang-orang terdekat, kecuali kalau ada mashlahat yang lebih kuat.