Halaqah 13: Bab 01 Fadhlul Islam – Pembahasan Dalil Ketujuh Hadits Ubay Bin Ka’ab Radhiyallāhu ‘anhu (Bagian 2)
Halaqah yang ke-13 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Fadhlul Islam yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah.
Beliau mengatakan
وعَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ
Dari Ubay Ibn Ka’ab
Beliau mengatakan
.. وليس من عبد على سبيل وسنة ذكر الرحمن فاقشعر جلده من مخافة الله إلا كان كمثل شجرة يبس ورقها ، إلاتخاتت عنه ذنوبه كما تحات عن هذه الشجرة ورقها … ” .
"Dan tidaklah seseorang berada diatas Sabilin dan sunnah" (yaitu berada diatas Islam) "kemudian dia mengingat Allah subhanahu wata'ala, kemudian dia mengingat ar-Rohman kemudian merinding kulitnya karena sebab takut kepada Allah subhanahu wata'ala" melakukan amalan yang disunnahkan sesuai dengan contoh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam baik ikhlasnya maupun dzhohirnya kemudian dia mendapatkan kulitnya merinding karena takut kepada Allah subhanahu wata'ala "kecuali pahalanya itu seperti sebuah pohon yang dia kering daun²nya kecuali akan berguguran darinya dosa²nya seperti bergugurannya daun² dari pohon yang tersebut"
Orang yang berada diatas Islam melakukan amal shaleh dengan ikhlas kemudian dia merinding kulitnya dengan sebab takut kepada Allah subhanahu wata'ala maka berguguran darinya dosa²nya sebagaimana berguguran daun² yang kering dari pohon, jika kita menggerakan pohon yang sudah kering daun² tadi ketika digerakan maka dia akan berjatuhan.
Ini adalah diantara keutamaan mengikuti Islam yang dibawa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah diampuni dosanya, ini kalau merindingnya tadi didasari oleh Islam bukan karena didasarkan oleh bidah, makanya beliau berpesan dari awal – عليكم بالسبيل و السنة – hendaklah kalian berpegang dengan Islam yang dibawa oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Jika berpegang dengan Islam kita menangis, merinding maka nanti disana ada keutamaannya tapi kalau tidak berdasarkan Islam yang dibawa oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meskipun kita menangis, merinding tidak akan mendapatkan pahala dari Allah subhanahu wata'ala.
Diantara syahidnya adalah firman Allah subhanahu wata'ala
۞ قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
[QS Al Imron31]
Maka hendaklah kalian mengikuti diriku فَاتَّبِعُونِي (Nabi shallallahu 'alaihi wasallam )di dalam agama beliau mengikuti Islam, memeluk agama Islam, yang dibawa oleh beliau shallallahu 'alaihi wasallam baik secara dzhohir & bathin maka yang pertama يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ Allah subhanahu wata'ala akan mencintai kalian kemudian yang kedua وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ Allah subhanahu wata'ala akan mengampuni dosa kalian.
Berarti ittiba’urrosul / mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam , mengikuti sunnah beliau mengikuti Islam secara dzhohir & bathin ini adalah menjadi sebab seseorang diampuni dosanya, ini kelebihan orang yang mengikuti sunnah, kalau memang kita merasa diri kita banyak dosa maka seharusnya kita semangat untuk masuk kedalam kedalam sunnah (ikut sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam).
Karena dengan kita mengikuti sunnah beliau berarti kita mengikuti Islam yang murni yang dibawa oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dzhohir dan bathin dan ini adalah sebab diampuninya dosa.
Dan di dalam sebuah Hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
الإسلام يجب ما قبله
"Islam itu menghapuskan dosa yang sebelumnya"
Kalau kita mengikuti yang dibawa oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam maka ini menjadi sebab diampuninya dosa kita.
Ini menerangkan tentang apa yang disampaikan oleh Ubay bin Ka’ab tadi bahwasanya orang yang mengikuti Islam yang dibawa oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengikuti asabilu wa sunnah maka ini menjadi sebab diampuninya dosa kita.
Sudah disebutkan disini dua keutamaan Islam yang dibawa oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam diantaranya
1. Selamat dari Neraka
2. Diampuni dosanya
وإن إقتصادا في سنة، خير من إجتهاد في خلاف سبيل اللهو سنته
"Dan sungguh- إقتصادا – ini adalah biasa² di dalam sunnah" amalan yang sederhana tetapi berada diatas sunnah (Islam) baik dzhohir (sesuai dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam) & bathin (ikhlas)nya. Amalan biasa saja "maka itu lebih baik – إجتهاد – bersungguh² tetapi ternyata amalan tersebut dia menyelisihi Islam", tidak pernah diajarkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berarti dia menyelisihi Islam yang dibawa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Maka orang yang biasa² saja amalannya (sedikit) tapi diatas sunnah itu lebih baik karena kalau dia diatas Islam/sunnah meskipun sedikit dia diterima oleh Allah subhanahu wata'ala & yang diterima itulah yang menjadi hasanah bagi kita dihari kiamat.
Yang akan memberatkan kita dihari kiamat adalah amalan yang maqbul/diterima tidak setiap diamalkan seseorang kemudian bisa menjadi pemberat timbangan, yang menjadi pemberat timbangan yang maqbul (diterima oleh Allah subhanahu wata'ala), oleh sebab itu berdoa meminta kepada Allah subhanahu wata'ala supaya diterima amalannya doa diiringi dengan usaha bagaimana supaya dia ikhlas bagaimana sesuai dengan sunnah sehingga bisa hasanah pemberat timbangan amalannya dihari kiamat.
Adapun hanya sekedar banyak ijtihad tetapi kalau tidak sesuai dengan sabilin wa sunnah tidak sesuai dengan Islam yang dibawa oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam maka tidak akan diterima oleh Allah subhanahu wata'ala.
Berarti disini menunjukan tentang keutamaan Islam yang lain yaitu bahwasanya Islam yang dibawa oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ini adalah sebab diterimanya amalan. Menyelisihi itu sebab ditolaknya amal kita. Bahwasanya orang yang berpegang teguh Islam secara dzhohir dan bathin maka ini sebab diterimanya amalan dia, jadi minimal ini menunjukan tentang 3 keutamaan, diantaranya
1. Akan menjadi sebab terhindar dari Neraka
2. Menjadi sebab diampuninya Dosa
3. Menjadi sebab diterimanya amal shaleh
Dan Allah subhanahu wata'ala mengatakan
۞ وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَل
"barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam maka tidak akan diterima darinya"
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
"Barangsiapa yang mengamalkan sebuah amalan tidak ada diatasnya – أَمْرُنَا – (disini amrudin) tidak ada di dalam agama kami yang menunjukan tentang amalan tadi maka amalan tersebut tertolak"
Karena tidak berdasarkan agama yang dibawa oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka ini menunjukan tentang keutamaan Islam yang dibawa oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.