Halaqah 44: Bai’at Aqabah ke Dua (Bagian 1)
Materi HSI pada halaqah ke-44 dari halaqah silsilah ilmiyyah abdullah roy bab Sirah nabawiyah adalah tentang baiat aqabah kedua bagian 1. Setelah tersebar Islam di kota Madinah, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masih tinggal di Mekkah menghadapi gangguan orang-orang Quraisy yang semakin hari semakin keras, maka datanglah utusan orang-orang Anshor di musim haji dan membai’at Beliau shallallahu 'alaihi wasallam yang dikenal bai’at ini dengan bai’at Aqabah yang ke dua.
Berkata Jabir Ibnu Abdillah Al Anshory radhiyallahu ‘anhu, kami berkata,
“Sampai kapan kita biarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dikejar-kejar dan ditakut-takuti di gunung-gunung Mekkah?”
Maka pergilah 70 orang diantara kami dan mendatangi Beliau di musim haji, kami pun saling berjanji untuk bertemu dengan Beliau di Syi’b Al Aqabah.
Berkumpullah kami dari satu orang, kemudian dua orang sehingga lengkaplah kami. Kami berkata,
“Wahai Rasulullah, kami ingin membai’atmu.”
Beliau berkata, “Kalian membai’atku untuk mendengar dan taat dalam keadaan semangat maupun malas, untuk berinfaq dalam keadaan mudah maupun susah, untuk beramar ma’ruf nahi munkar, dan untuk berbicara di jalan Allah, tidak takut celaan orang yang mencela, dan untuk menolongku kemudian menjagaku sebagaimana kalian menjaga diri-diri kalian, istri-istri kalian, dan anak-anak kalian apabila aku mendatangi kalian, dan bagi kalian surga.”
Berkata Jabir, maka kami menuju Beliau shallallahu 'alaihi wasallam dan membai’at Beliau.
As’ad bin Zurarah yang paling muda diantara mereka menyalami Beliau dan berkata,
“Sebentar wahai penduduk Yatsrib, sesungguhnya tidaklah kita datang dari jauh kecuali kita yakin Beliau adalah Rasulullah dan mengeluarkan Beliau sekarang berarti memisahkan diri dari orang-orang Arab semuanya dan berarti pula akan terbunuh orang-orang yang terbaik diantara kalian dan kalian akan berhadapan dengan pedang-pedang, maka kalian mau bersabar atas ini semua dan pahala kalian atas Allah, atau kalian takut. Maka jelaskan dari sekarang maka ini adalah udzur kalian di sisi Allah.”
Mereka berkata,
“Minggirlah ya As’ad, Demi Allah kami tidak akan meninggalkan bai’at ini dan tidak akan mencabutnya.”
Berkata Jabir, maka kami menuju Beliau dan membai’at Beliau, maka Beliau membai’at kami dan memberikan syarat, kemudian menjanjikan surga untuk kami.
Abbas radhiyallahu ‘anhu melihat wajah-wajah para utusan Anshor tersebut kemudian beliau mengatakan,
“Aku tidak mengenal kaum ini, mereka adalah para pemuda.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam Musnadnya dengan sanad yang Hasan.
Dan ini menunjukkan bahwa sebagian besar orang-orang yang membai’at Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada saat itu adalah para pemuda.