Halaqah 47: Hijrah ke Madinah (Bagian 2)
Materi HSI pada halaqah ke-47 dari halaqah silsilah ilmiyyah abdullah roy bab Sirah nabawiyah adalah tentang hijrah ke Madinah bagian 2. Setelah Bai’at Aqabah yang ke dua, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tinggal di Mekkah sampai bulan Safar. Kaum muslimin telah ke Madinah dan tidak tersisa di kota Mekkah kecuali sedikit, diantaranya adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Abu Bakr, dan Ali bin Abi Thalib.
Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu telah menyiapkan untuknya dan untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam unta yang digunakan untuk berhijrah. Beliau radhiyallahu ‘anhu menunggu sehingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diizinkan oleh Allah untuk berhijrah.
Orang-orang musyrikin Quraisy berusaha untuk membunuh Beliau shallallahu 'alaihi wasallam.
Allah berfirman,
وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ ۚ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُ ۖ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
[QS Al-Anfal 30]
“Dan ketika orang-orang kafir ingin membuat makar kepadamu supaya mereka menahanmu di Mekkah atau membunuhmu, atau mengusirmu, mereka membuat makar dan Allah membalas makar mereka. Dan Allah sebaik-baik yang membalas makar.”
Allah Subhānahu wa Ta’āla telah mengizinkan Beliau shallallahu 'alaihi wasallam untuk hijrah ke kota Madinah.
Biasanya Beliau shallallahu 'alaihi wasallam setiap hari mendatangi rumah Abu Bakr Ash Shiddiq, pagi dan sore. Namun ketika Beliau diizinkan hijrah Beliau datang di waktu dhuhur dengan menutupi wajah Beliau shallallahu 'alaihi wasallam dengan kain.
Kemudian Beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan kepada Abu Bakr bahwa Beliau telah diizinkan untuk hijrah.
Dan Beliau memilih waktu siang karena rata-rata manusia berada di dalam rumahnya karena panas.
Dan Beliau menutup wajah Beliau karena keadaan sekitar yang membahayakan Beliau shallallahu 'alaihi wasallam , yaitu orang-orang Quraisy sudah berazzam untuk membunuh Beliau shallallahu 'alaihi wasallam.
Abu Bakr Ash Shiddiq berbahagia karena akan menemani Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di dalam hijrah ini.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakr akhirnya bertemu di sebuah gua di Gunung Tsaur dan bersembunyi di sana tiga malam.
Dan bermalam bersama keduanya, Abdullah bin Abu Bakar dan saat itu beliau adalah seorang pemuda dan meninggalkan keduanya sebelum subuh.
Ketika datang waktu pagi, beliau sudah bersama orang-orang Quraisy di Mekkah.
Dan tidaklah beliau mendengar sebuah pembicaraan tentang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakr, kecuali dia memahaminya kemudian mengabarkannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakr di malam hari.
Amir Ibnu Fuhairoh budak Abu Bakar Ash Shiddiq menggembala kambing, menghilangkan jejak Abdullah bin Abi Bakr, sementara Asma bintu Abi Bakrin membawakan makanan untuk keduanya.