Halaqah 49: Hijrah ke Madinah (Bagian 4)
Materi HSI pada halaqah ke-49 dari halaqah silsilah ilmiyyah abdullah roy bab Sirah nabawiyah adalah tentang hijrah ke Madinah bagian 4. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakr Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu meninggalkan goa di malam hari, berjalan ke kota Madinah dalam keadaan dicari oleh orang-orang Musyrikin yang mereka ingin mendapatkan hadiah 100 unta bagi yang membunuh Beliau shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakr atau menawan keduanya.
Suraqah bin Malik menceritakan bahwa ketika dia duduk bersama kaumnya, tiba tiba ada seseorang yang datang mengabarkan bahwa dia melihat tiga orang baru saja lewat. Dia menyangka mereka ini adalah Muhammad dan shahabatnya.
Suraqah segera mengisyaratkan kepada orang tersebut untuk diam kemudian Suraqah mempersiapkan diri dan mengambil kuda serta senjatanya dan segera menyusul Muhammad dan Abu Bakr Ash Shiddiq untuk mendapatkan hadiah 100 ekor unta.
Setelah beberapa kali terjatuh dari kudanya, dia tetap melanjutkan perjalanan untuk mengejar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakr.
Dan ketika melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakr, tiba-tiba kedua kaki depan kuda tersebut tenggelam ke bumi dan terjatuhlah Suraqah dari kudanya, kemudian dia menyadari bahwa dia tidak akan bisa mengganggu Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Dia pun memanggil dan mengatakan
“Saya Suraqah bin Ju’syum. Tunggulah aku, aku ingin berbicara. Demi Allah kalian tidak perlu ragu dan aku tidak akan melakukan apa yang kalian benci.”
Setelah disuruh oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam maka Abu Bakr berkata kepada Suraqah,
“Apa yang engkau inginkan?”
Suraqah berkata,
“Tulislah sebuah tulisan sebagai tanda antara diriku dan dirimu.”
Setelah ditulis oleh Abu Bakr, maka Suraqah menyimpannya di tempat anak panahnya, kemudian kembali dan tidak membeberkan kejadian ini kepada siapa pun.
Kisah ini diriwayatkan oleh Ibnu Hisyam di dalam Sirohnya dengan sanad yang shahih.
Disebutkan di dalam shahih Al Bukhari bahwa ketika Suraqah mendekat, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak menoleh sedikit pun. Yang banyak menoleh adalah Abu Bakar Ash Shiddiq, khawatir dengan keselamatan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Dan dalam shahih Bukhari juga disebutkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendoakan kejelekan untuk kuda tersebut.