Halaqah 129: Beriman Kepada Hari Akhir dengan Pembahasan 3 Macam Syafaat di Hari Kiamat - Syafaat Kedua
Halaqah yang ke-129 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah.
Beliau mengatakan
وَأَمَّا الشَّفَاعَةُ الثَّانِيَةُ
Adapun syafa’at yang kedua yang akan diberikan oleh Allah subhanahu wata'ala untuk Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wasallam
فَيَشْفَعُ فِي أَهْلِ الْجَنَّةِ أَن يَدْخُلُوا الْجَنَّة
Syafa’at untuk penduduk surga supaya mereka masuk ke dalam surga. Dan ini yang sudah berlalu yaitu ucapan Beliau shallallahu 'alaihi wasallam
وَأَنَا أَوَّلُ مَنْ يَقْرَعُ بَابَ الْجَنَّةِ
Dan ucapan Beliau shallallahu 'alaihi wasallam
آتِي بَابَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَسْتَفْتِحُ فَيَقُولُ له مَنْ أَنْتَ
Kemudian Beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan
مُحَمَّدٌ
Kemudian dikatakan kepada Beliau shallallahu 'alaihi wasallam
بِكَ أُمِرْتُ لَا أَفْتَحُ لِأَحَدٍ قَبْلَكَ
Maka ini adalah syafaat yang kedua yang akan Allah subhanahu wata'ala berikan kepada Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wasallam, disini diurutkan Syaikhul Islam syafaat yang pertama karena ini terlebih dahulu terjadi kemudian syafaat yang kedua adalah syafaat untuk penduduk surga supaya mereka masuk kedalam surga
فِي أَهْلِ الْجَنَّةِ
karena saat itu yang merasakan bukan semuanya tapi hanya penduduk surga saja dari seluruh umat merekalah yang merasakan faedah dari syafaat ini.
Kemudian beliau mengatakan
وَهَاتَانَ الشَّفَاعَتَانِ خَاصَّتَانِ لَهُ
Dan dua syafaat adalah khusus untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tidak ada makhluk yang lain yang Allah subhanahu wata'ala berikan kehormatan dengan syafaat jenis ini, syafaatul udzma demikian pula syafaat supaya dibuka pintu surga ini hanya Beliau shallallahu 'alaihi wasallam saja, sehingga Syaikhul Islam mengatakan dua syafaat ini adalah syafaat yang khusus bagi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Di sana ada syafaat yang lain yang sebagian ulama mengatakan ini juga khusus untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yaitu syafa’at untuk paman Beliau shallallahu 'alaihi wasallam Abu Thalib yang isi syafaatnya adalah untuk diringankan adzabnya bukan untuk keluar dari neraka, dan sebagaimana kita tahu sudah berlalu Abu Thalib ini termasuk yang meninggal dalam keadaan musyrik diatas millahnya Abdul Muthalib sebagaimana dalam hadits, dan orang yang demikian keadaannya dia akan kekal selamanya didalam neraka dan disebutkan didalam hadits bahwasanya dikecualikan Abu Thalib ini maka dia akan diringankan adzabnya oleh Allah subhanahu wata'ala dengan sebab syafaatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
‘Abbas bin Abdul Muththalib paman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
هَلْ نَفَعْتَ أَبَا طَالِبٍ بِشَيْءٍ
Apakah engkau memberikan manfaat kepada Abu Tholib dengan sesuatu, dan ‘Abbas ini juga saudaranya Abu Thalib, Abu Thalib beliau meninggal dalam keadaan kesyirikan tetapi sebelumnya beliau membela mati-matian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan jiwanya dengan hartanya dengan kehormatan yang dia miliki membela keponakannya tapi meninggal dalam keadaan musyrik sehingga ‘Abbas berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam karena melihat bagaimana perjuangan Abu Tholib sebelumnya Apakah engkau memberikan manfaat pada Abu Tholib dengan sesuatu
فَإِنَّهُ كَانَ يَحُوطُكَ وَيَغْضَبُ لَكَ؟
karena dahulu dia melindungimu dan marah untukmu, kalau ada yang berusaha untuk mengganggu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau marah besar dan tidak rela keponakannya diganggu oleh siapapun sehingga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika Abu Tholib masih hidup dibela mati-matian oleh Abu Tholib
قَالَ: “نَعَمْ. هُوَ فِي ضَحْضَاحٍ مِنْ نَارٍ. وَلَوْلاَ أَنَا لَكَانَ فِي الدَّرَكِ الأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ
Beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan Iya dia berada di ضَحْضَاح (air yang berada di atas bumi yang sampai kepada dua mata kaki, disebutkan oleh Ibnul Atsir di dalam kitab beliau An-Nihayah Fi Ghoribil Hadits Wal Atsar, ini maksudnya adalah tidak sampai kepada dasarnya tapi hanya sampai kepada dua mata kaki) kalau bukan karena aku niscaya dia akan termasuk orang yang berada di paling bawah di dalam neraka, tapi karena syafa’at Nabi shallallahu 'alaihi wasallam akhirnya agak diringankan agak lebih tinggi tidak di paling bawah.
Di dalam hadits Abu Sa’id Al-Khudri radliyallahuta’ala ‘anhu beliau mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan disebutkan saat itu Abu Thalib kemudian Beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan
لَعَلَّهُ تَنْفَعُهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ القِيَامَةِ
Mungkin bermanfaat bagi beliau syafaatku di hari kiamat
فَيُجْعَلُ فِي ضَحْضَاحٍ مِنَ النَّارِ يَبْلُغُ كَعْبَيْهِ، يَغْلِي مِنْهُ أُمُّ دِمَاغِهِ
Maka dijadikan beliau di dalam dhahdhah dari neraka (agak naik sedikit) yang sampai ke dua mata kakinya kemudian mendidih otaknya dengan sebab api tadi, ini adzab yang akan diterima oleh Abu Thalib paman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan itu sudah diringankan daripada adzab yang sebelumnya dan dia merasakan dia adalah orang yang paling pedih yang paling dahsyat adzabnya.
Ini adalah syafa’at yang bisa kita katakan itu adalah jenis syafaat yang ketiga yang merupakan kekhususan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Adapun Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah beliau mengatakan bahwasanya dua syafaat di atas adalah khusus bagi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan ini Allahu a’lam tidak ada di sini lafadz pembatasan atau mungkin beliau mengeluarkan syafaat yang ketiga yang tadi kita sebutkan karena suatu sebab.
وَهَاتَانَ الشَّفَاعَتَانِ خَاصَّتَانِ لَهُ
Para ulama menyebutkan tentang syafa’at Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bagi penduduk surga untuk masuk ke dalam surga, ini ada isyaratnya di dalam Al-Qur’an yaitu dalam surat Az-Zumar ketika Allah subhanahu wata'ala menyebutkan tentang orang-orang yang bertakwa
وَسِيقَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوۡاْ رَبَّهُمۡ إِلَى ٱلۡجَنَّةِ زُمَرًاۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُوهَا وَفُتِحَتۡ أَبۡوَٰبُهَا وَقَالَ لَهُمۡ خَزَنَتُهَا سَلَٰمٌ عَلَيۡكُمۡ طِبۡتُمۡ فَٱدۡخُلُوهَا خَٰلِدِينَ ٧٣
Akan digiring orang-orang yang bertakwa ke dalam surga dalam keadaan berkelompok berkelompok, dan digiring disini adalah dengan kehormatan dengan kemuliaan dengan berkelompok berkelompok sesuai dengan keimanan mereka yang sudah berlalu yang pertama kali akan masuk mereka adalah orang-orang yang wajah mereka bersinar seperti sinar bulan purnama, sampai ketika mereka mendatangi surga dan dibuka pintu-pintu surga, ketika Allah subhanahu wata'ala mengatakan
وَفُتِحَتۡ أَبۡوَٰبُهَا
dan dibuka pintu-pintu surga, و disini menunjukkan bahwasanya disana ada masa artinya ketika mereka sampai didepan pintu surga tidak langsung dibukakan oleh Allah subhanahu wata'ala tapi ada masa ada fase yaitu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meminta untuk dibukakan, ketika meminta dibukakan kemudian dibuka pintunya barulah mereka masuk kedalam surga sehingga di sini memakai و.
Adapun ketika Allah subhanahu wata'ala menyebutkan orang-orang kafir dalam ayat sebelumnya
وَسِيقَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ إِلَىٰ جَهَنَّمَ زُمَرًاۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُوهَا فُتِحَتۡ أَبۡوَٰبُهَا
ketika mereka mendatangi jahanam, yaitu orang-orang musyrikin ahlul kitab ketika sampai kepada jahanam sudah dibuka pintu-pintunya untuk mereka dan tidak ada syafaat disana, adapun masuk ke dalam surga maka di sana ada syafaat.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Al Aqidah Al Wasithiyyah]