Halaqah 11: Berpegang Teguh Kepada Ajaran Sahabat & Meneladani Mereka (Bagian 5)
Halaqah yang ke-11 dari pembukaan Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Ushulus Sunnah yang ditulis oleh Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah adalah tentang berpegang teguh kepada ajaran sahabat dan meneladani mereka bagian 5.
Diantara dalil yg menunjukkan tentang kewajiban kita untuk mengikuti pemahaman para Shahabat radiallahu taala anhum adalah Firman Allah subhanahu wata'ala
_Barangsiapa yg menyelisihi Rasul & tidak mengikuti jalan para Shahabat_
_Maka Kami akan palingkan dia_
_Dan Kami akan memasukkan dia kedalam Jahanam_
_& Jahanam adalah sejelek²nya tempat kembali_
Ancaman bagi orang yang menyelisihi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam & tidak mengikuti jalan para Shahabat, tidak meneladani Shahabat, menyendiri dalam pemahaman.
Dalam ayat yg lain
Sebagaimana orang² yang menyelisihi para Shahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, tidak mau meneladani mereka diancam oleh Allah Neraka, Allah menjanjikan orang yang mengikuti para Shahabat & mau meneladani nya mereka akan dijanjikan untuk masuk kedalam surga sebagaimana para Shahabat juga dijanjikan masuk kedalam Surga, Allah mengatakan
Orang² yang dahulu & orang² yang awal dari kalangan Muhajirin & Anshor & orang² yang mengikuti mereka dengan baik
Allah ridho kepada mereka & merekapun ridho kepada Allah & Allah menyediakan bagi mereka Surga yang mengalir dibawahnya sungai, mereka kekal didalamnya selama²nya & itu adalah keberuntungan yang sangat besar.
Allah janjikan bagi orang² yang para Shahabat radiallahu taala anhum dengan Surga.
Mengikuti yg bagaimana?
Mengikuti dengan Ikhsan (baik), bukan hanya sekedar dakwah, pengakuan/saya mengikuti salaf, tapi Allah minta kepada kita mengikuti dengan baik /secara kaafah / sempurna, bukan hanya sekedar bangga²an pengakuan tapi apakah kita benar² mengikuti mereka dengan baik, dari sisi Aqidah, akhlak, keikhlasan, bagaimana kita bersikap kepada dunia, apakah kita telah mengikuti dengan baik apa yang dilakukan oleh para Shahabat radiallahu taala anhum, karena yang dijanjikan disini adalah orang² yang mengikuti dengan baik / meneladani para Shahabat radiallahu taala anhum.
Diantara yang menunjukkan tentang keharusan mengikuti pemahaman para Shahabat radiallahu taala anhum& ini adalah pondasi dalam agama kita, hadits yang berisi tentang perpecahan umat, Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan bahwasanya umat ini akan berpecah menjadi 73 golongan semuanya masuk Neraka kecuali 1 golongan saja,
Semuanya masuk kedalam Neraka kecuali 1 golongan,
Para Shahabat bertanya _siapakah yg 1 itu wahai Rasulullah_
Beliau mengatakan, _golongan yang satu tadi adalah apa yang aku & para Shahabat ku berada diatasnya_
Golongan yang satu ini mereka berpegang teguh dengan Sunnah Nabi & berpegang teguh dengan apa yang berada diatasnya para Shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, berarti mereka berpegang teguh dengan Al Qur’an & Hadits dengan pemahaman yang benar yaitu pemahaman para Shahabat radiallahu taala anhum.
Dari sini kita menyimpulkan kalau kita ingin masuk surga maka hendaklah kita berpegang teguh dengan Sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, berdasarkan Al Qur’an & Hadits dengan pemahaman para Shahabat ini menunjukkan bahwasanya jika kita melenceng dari pemahaman para Shahabat radiallahu taala anhum maka yg akan terjadi kita akan masuk kedalam 72 golongan yang sesat yang dikatakan oleh Nabi – كلُّهم في النَّارِ – semuanya masuk kedalam Neraka diancam Neraka oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kenapa sebabnya? Karena tidak mau mengikuti meneladani para Shahabat.
Perlu diketahui bahwasanya para Shahabat radiallahu taala anhum mereka memiliki kelebihan,
Yang pertama mereka adalah ahli Bahasa Arab, kalau ditanya siapa yang paling ahli bahasa Arab (Mereka) dari kecil mereka memang bahasa mereka adalah bahasa Arab, & mereka sangat mengetahui bahasa Arab, sehingga merekalah yang paling paham tentang Al Qur’an & Hadits, dari pada orang yang datang setelahnya, berarti kita kembali kepada pemahaman mereka, karena mereka lah yang paling paham tentang bahasa,
Yang kedua mereka ini langsung melihat Al Qur’an diturunkan oleh Allah subhanahu wata'ala, melihat kejadiannya ayat ini turun, ketika kejadian & melihat bagaimana hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam muncul & apa kisahnya, asbabul wurudnya mereka memahaminya, tentu nya orang yang demikian lebih paham daripada orang² yg tidak melihat nya,
Yang ketiga para Shahabat radiallahu taala anhum kalau merek sampai salah didalam memahami apa yang ada didalam Al Qur’an & hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam maka akan ada disana teguran bahwasanya itu adalah pemahaman yang tidak benar, sehingga pahaman mereka terkontrol.
Jika demikian keadaan pemahaman para Shahabat maka tidak ada jalan lain bagi kita kecuali didalam memahami Al Qur’an & Hadits adalah dengan kembali kepada pemahaman para Shahabat radiallahu taala anhum.
***
[Materi halaqah diambil dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Ushulus Sunnah yang ditulis oleh Al Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah]
Diantara dalil yg menunjukkan tentang kewajiban kita untuk mengikuti pemahaman para Shahabat radiallahu taala anhum adalah Firman Allah subhanahu wata'ala
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
_Barangsiapa yg menyelisihi Rasul & tidak mengikuti jalan para Shahabat_
نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ
_Maka Kami akan palingkan dia_
وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ
_Dan Kami akan memasukkan dia kedalam Jahanam_
وَسَاءَتْ مَصِيرًا
_& Jahanam adalah sejelek²nya tempat kembali_
Ancaman bagi orang yang menyelisihi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam & tidak mengikuti jalan para Shahabat, tidak meneladani Shahabat, menyendiri dalam pemahaman.
Dalam ayat yg lain
وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Sebagaimana orang² yang menyelisihi para Shahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, tidak mau meneladani mereka diancam oleh Allah Neraka, Allah menjanjikan orang yang mengikuti para Shahabat & mau meneladani nya mereka akan dijanjikan untuk masuk kedalam surga sebagaimana para Shahabat juga dijanjikan masuk kedalam Surga, Allah mengatakan
وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ
Orang² yang dahulu & orang² yang awal dari kalangan Muhajirin & Anshor & orang² yang mengikuti mereka dengan baik
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْه
Allah ridho kepada mereka & merekapun ridho kepada Allah & Allah menyediakan bagi mereka Surga yang mengalir dibawahnya sungai, mereka kekal didalamnya selama²nya & itu adalah keberuntungan yang sangat besar.
Allah janjikan bagi orang² yang para Shahabat radiallahu taala anhum dengan Surga.
Mengikuti yg bagaimana?
Mengikuti dengan Ikhsan (baik), bukan hanya sekedar dakwah, pengakuan/saya mengikuti salaf, tapi Allah minta kepada kita mengikuti dengan baik /secara kaafah / sempurna, bukan hanya sekedar bangga²an pengakuan tapi apakah kita benar² mengikuti mereka dengan baik, dari sisi Aqidah, akhlak, keikhlasan, bagaimana kita bersikap kepada dunia, apakah kita telah mengikuti dengan baik apa yang dilakukan oleh para Shahabat radiallahu taala anhum, karena yang dijanjikan disini adalah orang² yang mengikuti dengan baik / meneladani para Shahabat radiallahu taala anhum.
Diantara yang menunjukkan tentang keharusan mengikuti pemahaman para Shahabat radiallahu taala anhum& ini adalah pondasi dalam agama kita, hadits yang berisi tentang perpecahan umat, Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan bahwasanya umat ini akan berpecah menjadi 73 golongan semuanya masuk Neraka kecuali 1 golongan saja,
كلُّهم في النَّارِ إلَّا ملَّةً واحِدةً ،
Semuanya masuk kedalam Neraka kecuali 1 golongan,
قالوا : مَن هيَ يا رسولَ اللَّهِ ؟
Para Shahabat bertanya _siapakah yg 1 itu wahai Rasulullah_
قالَ : ما أَنا علَيهِ وأَصحابي
Beliau mengatakan, _golongan yang satu tadi adalah apa yang aku & para Shahabat ku berada diatasnya_
Golongan yang satu ini mereka berpegang teguh dengan Sunnah Nabi & berpegang teguh dengan apa yang berada diatasnya para Shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, berarti mereka berpegang teguh dengan Al Qur’an & Hadits dengan pemahaman yang benar yaitu pemahaman para Shahabat radiallahu taala anhum.
Dari sini kita menyimpulkan kalau kita ingin masuk surga maka hendaklah kita berpegang teguh dengan Sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, berdasarkan Al Qur’an & Hadits dengan pemahaman para Shahabat ini menunjukkan bahwasanya jika kita melenceng dari pemahaman para Shahabat radiallahu taala anhum maka yg akan terjadi kita akan masuk kedalam 72 golongan yang sesat yang dikatakan oleh Nabi – كلُّهم في النَّارِ – semuanya masuk kedalam Neraka diancam Neraka oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kenapa sebabnya? Karena tidak mau mengikuti meneladani para Shahabat.
Perlu diketahui bahwasanya para Shahabat radiallahu taala anhum mereka memiliki kelebihan,
Yang pertama mereka adalah ahli Bahasa Arab, kalau ditanya siapa yang paling ahli bahasa Arab (Mereka) dari kecil mereka memang bahasa mereka adalah bahasa Arab, & mereka sangat mengetahui bahasa Arab, sehingga merekalah yang paling paham tentang Al Qur’an & Hadits, dari pada orang yang datang setelahnya, berarti kita kembali kepada pemahaman mereka, karena mereka lah yang paling paham tentang bahasa,
Yang kedua mereka ini langsung melihat Al Qur’an diturunkan oleh Allah subhanahu wata'ala, melihat kejadiannya ayat ini turun, ketika kejadian & melihat bagaimana hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam muncul & apa kisahnya, asbabul wurudnya mereka memahaminya, tentu nya orang yang demikian lebih paham daripada orang² yg tidak melihat nya,
Yang ketiga para Shahabat radiallahu taala anhum kalau merek sampai salah didalam memahami apa yang ada didalam Al Qur’an & hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam maka akan ada disana teguran bahwasanya itu adalah pemahaman yang tidak benar, sehingga pahaman mereka terkontrol.
Jika demikian keadaan pemahaman para Shahabat maka tidak ada jalan lain bagi kita kecuali didalam memahami Al Qur’an & Hadits adalah dengan kembali kepada pemahaman para Shahabat radiallahu taala anhum.
***
[Materi halaqah diambil dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Ushulus Sunnah yang ditulis oleh Al Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah]