Halaqah 06: Beriman dengan Sifat-sifat Fisik Malaikat (Bagian 1)
Materi HSI pada pertemuan halaqah ke-6 dari halaqah silsilah ilmiyyah abdullah roy adalah tentang beriman dengan sifat-sifat fisik malaikat bagian 1. Di antara beriman dengan malaikat-malaikat Allah adalah beriman dengan sifat-sifat mereka yang telah dikabarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Sifat-sifat malaikat ada 2:
⑴ Sifat-sifat fisik (penciptaan)
⑵ Sifat-sifat akhlak (perangai)
Diantara sifat-sifat fisik malaikat:
⑴ Malaikat diciptakan dari cahaya.
Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
خُلِقَتِ الْمَلَائِكَةُ مِنْ نُوْرِ
“Diciptakan malaikat dari cahaya.” (HR. Muslim)
⑵ Malaikat memiliki sayap.
Ada diantara mereka yang memiliki 2 sayap, ada yang 3 sayap, 4 sayap, bahkan ada yang lebih dari itu. Allah berfirman,
الحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ جَاعِلِ الْمَلائِكَةِ رُسُلا أُولِي أَجْنِحَةٍ مَّثْنَى وَثُلاثَ وَرُبَاعَ يَزِيدُ فِي الْخَلْقِ مَا يَشَاء إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْر
“Segala puji bagi Allah yang menciptakan langit dan bumi, menjadikan malaikat-malaikat sebagai utusan yang memiliki sayap-sayap, ada yang 2, 3, 4. Allah menambah di dalam penciptaan-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mampu untuk melakukan segala sesuatu.” (Fathir: 1)
Abdullah bin Mas’ud Radhiyallāhu ‘anhu menceritakan bahwasanya Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam melihat Jibril dan beliau memiliki 600 sayap. (HR. Bukhari dan Muslim)
Sifat yang ke-3 bahwasanya,
⑶ Malaikat bukan laki-laki dan juga bukan juga perempuan.
Allah Subhanahu wa Ta’āla berfirman,
أَمْ خَلَقْنَا الْمَلَائِكَةَ إِنَاثًا وَهُمْ شَاهِدُونَ
“Apakah Kami menciptakan malaikat sebagai wanita-wanita dan mereka menyaksikannya?” (Ash-Shaffat 150)
Di dalam ayat di atas Allah menafikan bahwasanya malaikat adalah perempuan.
Dan di sana tidak ada dalil yang shahih bahwasanya mereka adalah laki-laki.
⑷ Malaikat tidak makan dan tidak minum.
Sebagaimana ketika Allah menceritakan kisah Nabi Ibrahim bersama malaikat.
Allah Subhanahu wa Ta’āla berfirman,
هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ ضَيْفِ إِبْرَاهِيمَ الْمُكْرَمِينَ (٢٤) إِذْ دَخَلُوا عَلَيْهِ فَقَالُوا سَلامًا قَالَ سَلامٌ قَوْمٌ مُنْكَرُونَ (٢٥) فَرَاغَ إِلَى أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ (٢٦) فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ (٢٧) فَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً ۖقَالُوا لَا تَخَفْ ۖوَبَشَّرُوهُ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ (٢٨)
“Apakah telah datang kepadamu kabar tentang tamu-tamu Ibrahim? Ketika mereka masuk rumah dan mengatakan ‘Keselamatan atasmu.’ Ibrahim berkata, ‘Keselamatan atas kalian wahai kaum yang tidak dikenal.’ Maka segeralah Ibrahim pergi ke keluarganya dan datang dengan membawa daging anak sapi yang gemuk. Kemudian menghidangkannya kepada mereka seraya berkata, ‘Kenapa kalian tidak memakannya?’ Maka timbullah rasa takut di dalam hati beliau maka mereka pun berkata: ‘Janganlah engkau takut.’ Kemudian mereka pun memberi kabar gembira kepada Ibrahim dengan kedatangan seorang anak yang ‘alim.” (Adz-Dzariyat: 24-28)