Halaqah 10: Beriman dengan Takdir Allah dan Mengambil Sebab (Bagian 2)
Materi HSI pada halaqah ke-10 dari halaqah silsilah ilmiyyah abdullah roy adalah tentang beriman dengan takdir Allah dan mengambil sebab bagian 2.
Banyak dan sedikitnya keturunan sudah ditakdirkan oleh Allah azza wajalla tetapi bukan berarti seorang muslim menunggu tanpa usaha untuk mendapatkan keturunan. Bahkan dia diperintahkan untuk menikah sebagai sebab dan upaya mendapatkan keturunan.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
▪️تَزَوَّجُوْا الْوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ فَإِنِّي مُكَاثِرُ بكم الأممَ..
“Nikahilah wanita yang penyayang lagi subur karena sesungguhnya aku membanggakan banyaknya kalian di depan umat yang lain.” [HR Abu Daud dan An Nasai dan hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah]
Sakit dan kesembuhan dari penyakit sudah ditakdirkan oleh Allah azza wajalla namun kita diperintahkan untuk menjauhi sebab terkena penyakit dan diperintahkan pula untuk berobat apabila seseorang ditimpa sakit.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
▪️ إنَّ اللهَ عزَّ وجلَّ حيثُ خلق الداءَ خلق الدواءَ فتداووا
“Sesungguhnya Allah azza wajalla ketika menciptakan penyakit Dia juga menciptakan obatnya, maka berobatlah kalian.” [HR Ahmad dari Annas bin Malik radhiyallahu anhu dan dihasankan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah]
Dan Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda tentang sikap seorang muslim terhadap tho’un yaitu wabah penyakit yang merata yang terjadi di sebuah daerah,
إذا سمعتُم بِه بأرضٍ فلا تقدُموا علَيهِ وإذا وقعَ بأرضٍ وأنتُم بِها فلا تخرُجوا فرارًا منهُ َ
“Apabila kalian mendengar tho’un di sebuah daerah, maka janganlah kalian datang ke sana dan apabila terjadi di sebuah daerah sedangkan kalian berada di sana maka jangan kalian keluar dari daerah tersebut karena lari darinya.” [HR Al Bukhari dan Muslim]
Kematian dan juga musibah, sudah ditakdirkan oleh Allah azza wajalla dan kita diperintahkan untuk mengambil sebab keselamatan.
Dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama keimanan beliau yang dalam tentang masalah takdir.
Beliau berperang memakai baju perang, menggunakan senjata, mengatur siasat perang, mengatur pasukan, dll.
Dan ini semua menunjukkan bahwa selain kita diperintah beriman dengan takdir Allah, kita juga diperintah untuk mengambil sebab yang diperbolehkan.