Halaqah 11: Beriman dengan Takdir Allah dan Mengambil Sebab (Bagian 3)
Materi HSI pada halaqah ke-11 dari halaqah silsilah ilmiyyah abdullah roy adalah tentang beriman dengan takdir Allah dan mengambil sebab bagian 3.
Telah berlalu bahwa kebahagiaan dan kesengsaraan telah ditakdirkan.
Tempat seseorang di surga atau di neraka telah ditakdirkan.
Dan seorang yang beriman sebagaimana dia diperintahkan mengambil sebab dalam perkara-perkara dunia, maka dia juga diperintahkan mengambil sebab di dalam perkara-perkara akhirat.
Seorang yang beriman diperintahkan mengambil sebab mendapatkan kebahagiaan di akhirat dan mengambil sebab keselamatan dari adzab.
Dan sebab mendapatkan kebahagiaan di akhirat dan keselamatan dari adzab di akhirat adalah:
– Beriman dengan syari’at Allah dengan cara menjalankan perintah, menjauhi larangan, membenarkan kabar-kabar Allah azza wajalla, mengimani janji-janji pahala, dan juga mengimani ancaman-ancaman terhadap dosa.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُون
[QS Al-Baqarah 82]
“Dan orang-orang yang beriman dan beramal shalih, merekalah penduduk surga, mereka kekal di dalamnya.”
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ ۚ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ وَذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ نَارًا خَالِدًا فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُهِينٌ
[QS An-Nisa’ 14]
“Itulah batasan-batasan Allah dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, Allah akan memasukkan dia ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dan yang demikian adalah keberuntungan yang sangat besar. Dan barangsiapa yang bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya dan melanggar batasan-batasan Allah, maka Allah memasukkan dia ke dalam neraka, kekal di dalamnya, dan dia akan mendapatkan adzab yang menghinakan.”
Para shahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika dikabarkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa tidak ada sebuah jiwa kecuali telah diketahui tempatnya di dalam surga dan neraka, mereka bertanya,
▪️ يا رسولَ اللهِ ! فلمَ نعملُ ؟ أفلا نتَّكِلُ ؟
“Wahai Rasulullah, untuk apa kita beramal? Mengapa kita tidak pasrah saja?”
Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab dengan jawaban yang ringkas,
«لا اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ ، ِ » .
“Tidak demikian, akan tetapi beramallah kalian, karena masing-masing akan dimudahkan melakukan apa yang dia diciptakan untuknya.” [HR Al Bukhari dan Muslim]
Beliau shallallahu 'alaihi wasallam juga bersabda,
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ
“Hendaklah engkau semangat melakukan apa yang bermanfaat untukmu dan memohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan engkau merasa lemah.” [HR Muslim]
Dari dalil-dalil di atas kita mengetahui bahwa seorang yang beriman diperintahkan untuk beriman dengan takdir Allah dan diperintahkan untuk beriman dengan syari’at Allah.