Halaqah 14: Penjelasan Pokok Keempat Kitab Ushulussittah (Bagian 1)
Materi HSI pada halaqah ke-14 dari halaqah silsilah ilmiyyah abdullah roy bab Kitab Ushulussittah adalah tentang penjelasan pokok keempat kitab Ushulussittah bagian 1. Beliau rahimahullah mengatakan:
اَلْأَصْلُ الرَّابِعُ : بَيَانُ الْعِلْمِ وَالْعُلَمَاءِ ، وَالْفِقْهِ وَالْفُقَهَاءِ ، وَبَيَانُ مَنْ تَشَبَّهَ بِهِمْ وَلَيْسَ مِنْهُمْ
• Pokok yang keempat :
Penjelasan makna dari ilmu dan para ulama dan makna dari fiqih dan juga para fuqaha’ dan menjelaskan tentang orang-orang yang menyerupai mereka, padahal dia bukan termasuk ulama dan bukan termasuk fuqaha’.
Hal ini juga termasuk perkara yang penting seperti yang dikatakan oleh pengarang karena banyak dizaman kita orang yang tidak mengetahui apa itu sebenarnya ilmu, yang telah datang keutamaannya didalam Al Qur’an dan juga hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam.
Yang kita diperintahkan untuk menuntutnya yang dengannya seseorang mendapatkan derajat yang tinggi disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang dengannya di bisa selamat didunia dan juga diakhirat.
Banyak diantara saudara-saudara kita yang belum mengetahui apa sebenarnya ilmu tersebut. Dan para ulama menjelaskan yang dimaksud dengan ilmu yang ada didalam Al Qur’an dan juga hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam yang kita didorong dan dianjurkan untuk menuntutnya yang barangsiapa menuntutnya maka akan dimudahkan jalan menuju surga dan bahwasanya orang yang menuntutnya berarti Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menginginkan kebaikan darinya.
Yang dimaksud dengan ilmu tersebut adalah:
ما قال الله و قال الرسول
“Apa yang dikatakan oleh Allah dan apa yang dikatakan oleh rasul Nya.”
Apabila disitu disebutkan ilmu, maka yang dimaksud dengan ilmu tersebut adalah ilmu syari’, ilmu yang bersumber (berdasar) dari Al Qur’an dan juga hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam yang shahih.
Didalam ayatnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan:
يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَـٰتٍۢ ۚ
“Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberikan ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al Mujadilah: 11)
Disini Allah Subhanahu wa Ta’ala berjanji akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan juga orang-orang yang diberikan ilmu diangkat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala beberapa derajat.
Yang dimaksud dengan ilmu didalam ayat ini adalah ilmu agama (apa yang dikatakan oleh Allah dan apa yang dikatakan oleh rasul Nya).
Demikian pula firman Allah Subhanahu wa Ta’ala menceritakan tentang perintah Allah kepada Nabi Nya untuk meminta tambahan ilmu sebagaimana firman Allah:
وَقُل رَّبِّ زِدْنِى عِلْمًۭا
Dan katakanlah wahai Muhammad, “Wahai Rabbku tambahkanlah kepadaku ilmu” (QS. Thaha: 114)
Maka yang dimaksud dengan ilmu disini adalah apa yang dikatakan Allah dan Rasul Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyuruh Nabi Nya untuk meminta tambahan, bukan meminta tambahan dunia atau kekuasaan atau yang lain, akan tetapi disuruh meminta tambahan ilmu, dan ilmu disini adalah ilmu agama.
Demikan pula ilmu yang datang didalam hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam maka yang dimaksud adalah ilmu agama.
Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang menuntut atau menempuh sebuah jalan didalam jalan tersebut dia ingin mencari ilmu agama, ingin mencari ilmu maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memudahkan dia jalan menuju surga” (Hadits shahih riwayat Muslim)
Dan jalan disini, bisa jalan haqiqi seseorang bepergian jauh dengan berjalan kaki atau menggunakan kendaraan atau yang dimaksud jalan disini adalah jalan maknawi yaitu cara untuk nendapatkan ilmu.
Seperti seseorang membaca atau mendengarkan maka ini juga termasuk jalan menuntut ilmu agama, pahalanya maka Allah akan memudahkan dia jalan menuju Surga.
Karena orang yang menuntut ilmu maka dia akan mengetahui yang benar, sehingga dia bisa mengamalkan kebenaran tersebut, dan orang yang menuntut ilmu maka dia akan mengenal yang bathil sehingga dia dengan mudah meninggalkan kebathilan tersebut.
Apabila seseorang istiqamah dengan ilmu yang dia miliki mengetahui kebenaran dan meninggalkannya, dan mengamalkannya dan mengetahui kebathilan kemudian meninggalkannya sampai dia meninggal dunia maka diharapkan orang yang demikian akan dimudahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala masuk kedalam surga.