Halaqah 19: Menjauhi Pertengkaran atau Perdebatan (Bagian 3)

Halaqah yang ke-19 dari pembukaan Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Ushulus Sunnah yang ditulis oleh Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah adalah tentang menjauhi pertengkaran atau perdebatan bagian 3.

Dari Abu Hurairah radiallahu taala anhu beliau mengatakan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda

إن الله تبارك تعالى يَرْضَى لَكُمْ ثَلَاثًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلَاثًا

Sesungguhnya Allah subhanahu wata'ala ridha atas kalian 3 perkara dan membenci 3 perkara diantara yang dibenci oleh Allah adalah qila wa qola yaitu mengatakan katanya dia berkata kayanya demikian maksudnya adalah banyak berdebat.

Aisyah radiallahu taala anha beliau mengatakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam suatu saat beliau membaca firman Allah subhanahu wata'ala yang disebutkan didalam surat Al Imran,

هُوَ الَّذِىۡۤ اَنۡزَلَ عَلَيۡكَ الۡكِتٰبَ مِنۡهُ اٰيٰتٌ مُّحۡكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الۡكِتٰبِ وَاُخَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ‌ؕ… وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الۡاَلۡبَابِ

Dialah Allah subhanahu wata'ala yang menurunkan kepadamu Al Qur’an diantara ayat-ayat Al Qur’an ada ayat yang muhkamat/jelas dan itu adalah Ummul kitab sebagian besar yang ada didalam Al Qur’an adalah mukhamat langsung bisa dipahami meskipun kita tidak membaca dalil yang lain

وَاُخَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ‌ؕ

Disana ada dalil² yang mutasabihat /samar yang tidak bisa dipahami kecuali dengan melihat dalil² yang lain maka didalam ayat tersebut Allah subhanahu wata'ala mengatakan,

فَاَمَّا الَّذِيۡنَ فِىۡ قُلُوۡبِهِمۡ زَيۡغٌ فَيَتَّبِعُوۡنَ مَا تَشَابَهَ

Maka orang-orang yang didalam hati mereka ada penyakit /penyimpangan maka dia mengikuti apa yang samar diantara ayat-ayat Al Qur’an, karena ayat-ayat yang samar tadi yg seharusnya dia kembali kepada ayat-ayat yang jelas tapi dia lebih memilih tidak membaca dalil-dalil yang lain kemudian berpegang dengan ayat yang mutasabihat tadi kemudian dia bawa kepada penyimpangannya /kebidahannya dan tidak mau kembali kepada ayat yang lain atau dalil yang lain untuk memahami ayat yang mutasabihat, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam setelah membaca ayat ini beliau mengatakan

إذَا رَأَيْتُمُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ ما تَشَابَهَ منه، فَأُولَئِكَ الَّذِينَ سَمَّى اللَّهُ فَاحْذَرُوهُمْ

Kalau kalian melihat ada orang-orang yang mengikuti apa yang samar dari Al Qur’an, sesuatu yang global yang harusnya dia mencari dan memahami ayat tersebut dengan ayat yang lain, tapi dia lebih mengikuti ayat-ayat yang mutasabihat maka beliau mengatakan,

أُولَئِكَ الَّذِينَ سَمَّى اللَّهُ فَاحْذَرُوهُمْ

Mereka ini yang dimaksud oleh Allah didalam Al Qur’an maka hendaklah kalian waspada dengan orang yang seperti ini.

Ini adalah kebiasaan Ahlu bid’ah, mereka senangnya mencari ayat-ayat yang mutasabihat

وَٱعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ ٱلْيَقِينُ

Hendaklah engkau menyembah Rabb mu sampai datang keyakinan.

Ahlu bid’ah yang mereka beribadah kepada Allah hanya dengan keyakinan saja tidak beramal, tidak shalat, tidak berpuasa di bulan Ramadhan, ketika mereka ingin untuk menguatkan kebid’ahan ini mereka mencari ayat-ayat Al Qur’an yang bisa menguatkan kebidahan mereka yang bisa membawa kebidahan mereka

وَٱعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ ٱلْيَقِينُ

Hendaklah engkau menyembah Rabb mu sampai datang kepadamu keyakinan.
Berarti beribadah kepada Allah itu jika masih belum yakin, tapi kalau sudah yakin maka boleh untuk tidak beribadah kepada Allah, atau ahlu bid’ah yang lain yang ingin membolehkan dzikir secara berjamaah, menangis bersama bertahlil bersama dst, berusaha mencari dalil kemudian mereka mendapatkan dalil,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا۝.

Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kalian berdzikir kepada Allah dengan dzikir yang baik,

Ini pas karena disini Allah mengatakan mengatakan wahai orang-orang yang beriman berarti banyak, berarti ini dalil menunjukkan dalil untuk dzikir berjamaah, tanpa mereka melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mempraktekkan ayat ini, tanpa mereka melihat bagaimana para shahabat mempraktekkan ayat ini, mereka tidak pernah melakukan ibadah dengan cara berdzikir secara berjamaah dengan satu orang memimpin kemudian yang lain mengikuti ini tidak pernah dilakukan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan juga para shahabat radiallahu taala anhu, maka hadits yang mulia ini yang diriwayatkan oleh Tirmidzi menunjukkan tentang bagaimana mereka Ahlu bid’ah senang untuk mengikuti ayat-ayat yang mutasabihat ini mereka mencari dan berusaha untuk mengajak Ahlu Sunnah untuk berdebat maka ini adalah perkara yang bukan termasuk ciri² seorang Ahlu Sunnah ini adalah ciri Ahlu bid’ah, sehingga dari dahulu sangat sedikit kita dapatkan para ulama Ahlu Sunnah yang kita tahu tentang keilmuan mereka dan pemahaman mereka yang dalam masalah agama ini tapi kita dapatkan mereka bukan orang yang banyak untuk berdebat dengan ahlu bid’ah sekalipun, sangat sedikit kita dapatkan dari Sirah mereka berdebat, jika memang disana terpenuhi syarat disana ada syarat maka merekapun jika terpenuhi syarat ini mereka mendebat Ahlu bid’ah.

***
[Materi halaqah diambil dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Ushulus Sunnah yang ditulis oleh Al Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah]
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url