Halaqah 23: Sunnah adalah Atsar-Atsar Rasulullah (Bagian 2)
Halaqah yang ke-23 dari pembukaan Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Ushulus Sunnah yang ditulis oleh Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah adalah tentang sunnah adalah atsar-atsar Rasulullah bagian 2.
Atsar terkadang maksudnya adalah hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Berarti maksudnya adalah hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Namun perlu kita ketahui bahwasanya terkadang para Ulama mengatakan Atsar dan maksudnya adalah ucapan atau amalan perilaku yang dilakukan oleh para salaf ketika mereka menyebutkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam maka mereka menggunakan kata hadits tapi ketika mereka menyebutkan para shahabat atau para tabiin atau para tabiut tabiin ucapan mereka dan juga perilaku mereka mereka namakan dengan Atsar.
Jadi kita lihat konteksnya ketika kita membaca misalnya berdasarkan Alquran dan hadist dan juga Atsar maka di sini kita mengetahui maksudnya adalah Atsar para salaf kalau seperti dalam ucapan Al Imam Ahmad bin Hambal di sini maka kita mengetahui bahwa saya maksud dari Atsar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah sunnah beliau dan hadits-hadits beliau shallallahu 'alaihi wasallam.
Ini kenapa beliau datangkan yang demikian, karena ada sebagian orang mereka mengaku sebagai seorang muslim namun di dalam beragama dia hanya mencukupkan diri dengan Al-Qur’an saja kemudian berpaling dari hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, mengatakan misalnya karena Al-Qur’an, ini kan katanya Al-Qur’an ini kan pasti jelas shahihnya adapun hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam masih dhon/persangkaan, mungkin dibuat oleh seseorang mengatas namakan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sehingga mereka di dalam beragama di dalam berakidah hanya berdasarkan Al-Qur’an tidak berdasarkan sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Terkadang dengan alasan yang lain mengatakan bahwasanya ini adalah hadits Ahad di sana ada hadis yang mutawatir di sana ada hadis yang Ahad mengatakan kalau mutawatir kita terima kalau hadis yang Ahad tidak diterima. Ini keyakinan yang sesat dan akidahnya tidak dibenarkan di dalam agama kita Al-Qur’an dan juga Sunnah ini adalah sebab hidayah dan
kalian tidak akan sesat
selama kalian berpegang teguh dengan keduanya Al-Qur’an dan juga sunah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Sebagaimana kita diharuskan untuk berpegang dengan Al-Qur’an maka kita juga diharuskan untuk berpegang dengan hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam .
Allah subhanahu wata'ala menjaga hadits Nabi sebagaimana Allah menjaga Al-Qur’an, benar di sana ada orang-orang yang berusaha untuk memalsukan hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam , namun Allah subhanahu wata'ala telah berjanji untuk menjaga agamaNya dengan menjaga sumber dari agama tersebut menjaga agama Islam dan Allah juga menjaga sumber dari agama Islam apa sumbernya Al-Qur’an dan juga hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam , Allah mengatakan,
Sesungguhnya Kami yang telah menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami yang akan menjaganya.
Allah berjanji untuk menjaga Al-Qur’an dan hadist ini adalah menerangkan apa yang ada di dalam Al-Qur’an, Al-Qur’an ini dijaga oleh Allah dan Allah berjanji untuk menjaganya dan ini menunjukkan bahwasanya hadits juga dijaga oleh Allah, Allah juga akan menjaga karena hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ini adalah menerangkan Al-Qur’an sehingga para ulama menjelaskan,
Dan termasuk penjagaan Allah terhadap Al-Qur’an dan dia adalah mubayyan dialah yang dijelaskan adalah penjagaan Allah terhadap Al mubayyin al-mubain adalah Sunnah Nabi dan hadist Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sehingga Alhamdulillah Allah subhanahu wata'ala ciptakan di sana rijalan ulama para ulama para ahli hadis yang Allah subhanahu wa taala ilhamkan mereka untuk mencintai, menghafal hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan Allah berikan mereka kekuatan kemampuan untuk menghafal ribuan atau ratusan ribu hadits dengan sanadnya dengan matannya diberikan mereka immah hafalan yang berkobar-kobar untuk berjalan Safar melakukan perjalanan yang panjang demi untuk menghafal hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, itu bukan hanya satu atau dua orang dari generasi ke generasi misalnya ada ulama-ulama Ahlul hadits yang mereka menyibukkan diri mereka dalam menghafal hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam .
Sehingga setiap kali ada orang yang berusaha untuk membuat hadits yang palsu atau di sana ada seorang yang dhoif Yang mungkin dia lemah hafalannya sehingga dia salah dalam menyampaikan hadist maka pasti akan dibongkar oleh para ulama, ini adalah hadits yang palsu atau ini adalah hadits yang sebenarnya dia adalah shahih tapi lafaz ini tidak benar, lafaz yang benar adalah demikian diriwayatkan oleh Fulan dan dia adalah tsiqoh dan seterusnya, sehingga tetap sampailah hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kepada kita dalam keadaan murni dalam keadaan tidak dicampuri oleh lafadz-lafadz yang tidak berasal dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Sehingga tidak usah khawatir seseorang yakin bahwasanya Allah subhanahu wata'ala menjaga agama dengan cara menjaga dua sumber dari agama ini yaitu Al-Qur’an dan juga hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
Sehingga didalam sebuah hadits beliau mengatakan,
Ketahuilah bahwasanya aku diberikan Alquran dan diberikan yang semisalnya bersama Al-Qur’an.
Yang dimaksud adalah hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bukan hanya diberikan Al-Qur’an tapi juga diberikan hadits dan didalam Al-Qur’an Allah subhanahu wata'ala berapa banyak menyebutkan ketika menyebutkan Alkitab menyebutkan setelahnya Al Hikmah sebagaimana firman Allah subhanahu wata'ala
Mengajarkan kepada mereka Alkitab dan Hikmah,
Yang dimaksud dengan Hikmah di sini adalah hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana Ini diucapkan oleh Al Imam Syafi’i rahimahullah beliau mengatakan bahwa saya yang dimaksud dengan hikmah adalah hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Sehingga di sini beliau mengatakan
Ini mengingatkan kepada kita semuanya tentang kewajiban untuk mengambil dan menjadikan hadits Nabi sebagai sumber dalam agama ini.
Jangan kita seperti quraniyun orang-orang yang mengatakan cukup kita dalam beragama dengan Al-Qur’an saja atau mereka adalah inkarun sunnah orang-orang yang mengingkari sunnah jangan kita terperosok di dalam bid’ah dan keyakinan mereka, Ahlu Sunnah mereka berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan juga hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
***
[Materi halaqah diambil dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Ushulus Sunnah yang ditulis oleh Al Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah]
Atsar terkadang maksudnya adalah hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
آثار رسول الله
Berarti maksudnya adalah hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Namun perlu kita ketahui bahwasanya terkadang para Ulama mengatakan Atsar dan maksudnya adalah ucapan atau amalan perilaku yang dilakukan oleh para salaf ketika mereka menyebutkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam maka mereka menggunakan kata hadits tapi ketika mereka menyebutkan para shahabat atau para tabiin atau para tabiut tabiin ucapan mereka dan juga perilaku mereka mereka namakan dengan Atsar.
Jadi kita lihat konteksnya ketika kita membaca misalnya berdasarkan Alquran dan hadist dan juga Atsar maka di sini kita mengetahui maksudnya adalah Atsar para salaf kalau seperti dalam ucapan Al Imam Ahmad bin Hambal di sini maka kita mengetahui bahwa saya maksud dari Atsar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah sunnah beliau dan hadits-hadits beliau shallallahu 'alaihi wasallam.
Ini kenapa beliau datangkan yang demikian, karena ada sebagian orang mereka mengaku sebagai seorang muslim namun di dalam beragama dia hanya mencukupkan diri dengan Al-Qur’an saja kemudian berpaling dari hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, mengatakan misalnya karena Al-Qur’an, ini kan katanya Al-Qur’an ini kan pasti jelas shahihnya adapun hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam masih dhon/persangkaan, mungkin dibuat oleh seseorang mengatas namakan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sehingga mereka di dalam beragama di dalam berakidah hanya berdasarkan Al-Qur’an tidak berdasarkan sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Terkadang dengan alasan yang lain mengatakan bahwasanya ini adalah hadits Ahad di sana ada hadis yang mutawatir di sana ada hadis yang Ahad mengatakan kalau mutawatir kita terima kalau hadis yang Ahad tidak diterima. Ini keyakinan yang sesat dan akidahnya tidak dibenarkan di dalam agama kita Al-Qur’an dan juga Sunnah ini adalah sebab hidayah dan
تَضِلُّوْا
kalian tidak akan sesat
مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا :
selama kalian berpegang teguh dengan keduanya Al-Qur’an dan juga sunah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Sebagaimana kita diharuskan untuk berpegang dengan Al-Qur’an maka kita juga diharuskan untuk berpegang dengan hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam .
Allah subhanahu wata'ala menjaga hadits Nabi sebagaimana Allah menjaga Al-Qur’an, benar di sana ada orang-orang yang berusaha untuk memalsukan hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam , namun Allah subhanahu wata'ala telah berjanji untuk menjaga agamaNya dengan menjaga sumber dari agama tersebut menjaga agama Islam dan Allah juga menjaga sumber dari agama Islam apa sumbernya Al-Qur’an dan juga hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam , Allah mengatakan,
اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ
Sesungguhnya Kami yang telah menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami yang akan menjaganya.
Allah berjanji untuk menjaga Al-Qur’an dan hadist ini adalah menerangkan apa yang ada di dalam Al-Qur’an, Al-Qur’an ini dijaga oleh Allah dan Allah berjanji untuk menjaganya dan ini menunjukkan bahwasanya hadits juga dijaga oleh Allah, Allah juga akan menjaga karena hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ini adalah menerangkan Al-Qur’an sehingga para ulama menjelaskan,
من حسب المبيان حسب مبيان
Dan termasuk penjagaan Allah terhadap Al-Qur’an dan dia adalah mubayyan dialah yang dijelaskan adalah penjagaan Allah terhadap Al mubayyin al-mubain adalah Sunnah Nabi dan hadist Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sehingga Alhamdulillah Allah subhanahu wata'ala ciptakan di sana rijalan ulama para ulama para ahli hadis yang Allah subhanahu wa taala ilhamkan mereka untuk mencintai, menghafal hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan Allah berikan mereka kekuatan kemampuan untuk menghafal ribuan atau ratusan ribu hadits dengan sanadnya dengan matannya diberikan mereka immah hafalan yang berkobar-kobar untuk berjalan Safar melakukan perjalanan yang panjang demi untuk menghafal hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, itu bukan hanya satu atau dua orang dari generasi ke generasi misalnya ada ulama-ulama Ahlul hadits yang mereka menyibukkan diri mereka dalam menghafal hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam .
Sehingga setiap kali ada orang yang berusaha untuk membuat hadits yang palsu atau di sana ada seorang yang dhoif Yang mungkin dia lemah hafalannya sehingga dia salah dalam menyampaikan hadist maka pasti akan dibongkar oleh para ulama, ini adalah hadits yang palsu atau ini adalah hadits yang sebenarnya dia adalah shahih tapi lafaz ini tidak benar, lafaz yang benar adalah demikian diriwayatkan oleh Fulan dan dia adalah tsiqoh dan seterusnya, sehingga tetap sampailah hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kepada kita dalam keadaan murni dalam keadaan tidak dicampuri oleh lafadz-lafadz yang tidak berasal dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Sehingga tidak usah khawatir seseorang yakin bahwasanya Allah subhanahu wata'ala menjaga agama dengan cara menjaga dua sumber dari agama ini yaitu Al-Qur’an dan juga hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
وَالسُّنَّةُ عِنْدَنَا آثَارُ رَسُولِ اَللَّهِ
Sehingga didalam sebuah hadits beliau mengatakan,
أَلاَ إِنِّي أُتِيْتُ الْكِتَابَ وَ مِثْلَهُ مَعَهُ
Ketahuilah bahwasanya aku diberikan Alquran dan diberikan yang semisalnya bersama Al-Qur’an.
Yang dimaksud adalah hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bukan hanya diberikan Al-Qur’an tapi juga diberikan hadits dan didalam Al-Qur’an Allah subhanahu wata'ala berapa banyak menyebutkan ketika menyebutkan Alkitab menyebutkan setelahnya Al Hikmah sebagaimana firman Allah subhanahu wata'ala
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Mengajarkan kepada mereka Alkitab dan Hikmah,
Yang dimaksud dengan Hikmah di sini adalah hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana Ini diucapkan oleh Al Imam Syafi’i rahimahullah beliau mengatakan bahwa saya yang dimaksud dengan hikmah adalah hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Sehingga di sini beliau mengatakan
السُّنَّةُ عِنْدَنَا آثَارُ رَسُولِ اَللَّهِ
Ini mengingatkan kepada kita semuanya tentang kewajiban untuk mengambil dan menjadikan hadits Nabi sebagai sumber dalam agama ini.
Jangan kita seperti quraniyun orang-orang yang mengatakan cukup kita dalam beragama dengan Al-Qur’an saja atau mereka adalah inkarun sunnah orang-orang yang mengingkari sunnah jangan kita terperosok di dalam bid’ah dan keyakinan mereka, Ahlu Sunnah mereka berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan juga hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
***
[Materi halaqah diambil dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Ushulus Sunnah yang ditulis oleh Al Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah]