Halaqah 33: Al-Qur’an adalah Kalamullah Bukan Makhluk (Bagian 1)
Halaqah yang ke-33 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Ushulus Sunnah yang ditulis oleh Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah adalah tentang Al-quran adalah kalamullah bukan makhluk bagian 1.
Insyaallah kita akan masuk pada pembahasan yang baru diantara pokok-pokok prinsip aqidah Ahlu Sunnah wal jama’ah adalah tentang bahwa Al Qur’an adalah Kalamullah dan bukan makhluk.
Judul dari pembahasan kita kali ini adalah keyakinan Ahlu Sunnah terhadap Al Qur’an,
Al Qur’an adalah ucapan Allah dan bukan makhluk.
Ada dua perkara yang harus kita pahami disini,
❶ Meyakini Al Qur’an adalah Kalamullah
❷ Meyakini bahwa Kalamullah itu bukan makhluk.
Beliau mengatakan,
Dan Al Qur’an adalah Kalamullah
Al Qur’an yang ada didepan kita didalam mushaf dari Al Fatihah sampai An Nas yang dihafal oleh para khutab dalam dada mereka, yang dibaca oleh para Qura, yang kita dengar dibaca oleh para Qura dari Al Fatihah sampai An Nas maka itulah Al Qur’an itu semua adalah Kalamullah, itu semua adalah ucapan Allah subhanahu wata'ala.
Allah subhanahu wata'ala yang pertama kali mengucapkannya didengar oleh Malaikat Jibril alaihi salam, Allah yang mengatakan
Allah subhanahu wata'ala yang mengatakan,
Allah subhanahu wata'ala yang mengucapkannya pertama kali dan itu didengar oleh Malaikat Jibril alaihi salam, maka dia adalah Kalamullah dan ucapan disandarkan kepada yang pertama kali mengucapkan, karena ini yang mengucapkan pertama kali adalah Allah maka dia adalah Kalamullah.
Kemudian Malaikat Jibril alaihi salam turun dan menyampaikan kepada Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam secara berangsur-angsur.
Ruhul Aamiin yaitu Malaikat Jibril datang/turun dengannya (Al Qur’an) disifati oleh Allah subhanahu wata'ala sebagai Al Amin (yang dipercaya) karena beliau alaihi salam tidak menambah dan mengurangi Kalamullah. Apa yang beliau bacakan/ sampaikan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam itulah yang dia dengar dari Allah subhanahu wata'ala maka dia adalah Ruhul Aamiin, dan Al Qur’an tersebut adalah
Dengan bahasa Arab yang jelas, dikenal oleh mereka.
Kemudian ketika Malaikat Jibril alaihi salam menyampaikan/membacakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam maka yang dibaca oleh Jibril adalah Kalam Allah. Malaikat Jibril mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan membacakan Kalamullah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Siapa yang membaca? Malaikat Jibril,
Apa yang beliau baca? Yang beliau baca adalah Kalamullah.
Didengar oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, mendengarnya dari Malaikat Jibril, apa yang beliau dengar? Yang beliau dengar adalah Kalamullah , tapi suaranya adalah suara Jibril, dihafal oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam didalam dada beliau, apa yang beliau hafal, apa yang ada dalam dada beliau? Yang beliau hafal adalah Kalamullah kemudian beliau bacakan ayat Al Qur’an kepada para Shahabat radiallahu taala anhum, apa yang beliau dengar berupa Kalamullah yang dibawa oleh Malaikat Jibril alaihi salam.
Ketika beliau bacakan (misalnya Al Fatihah) kepada para Shahabat radiallahu taala anhum atau membacakan Al Qoriah kepada para Shahabat radiallahu taala anhum maka yang beliau baca adalah Kalamullah dengan suara beliau. Suaranya adalah suara Qori nya(beliau shallallahu 'alaihi wasallam), tapi yang beliau baca yang beliau ucapkan dengan lisan beliau adalah Kalamullah, yang didengar oleh para shahabat radiallahu taala anhum adalah Kalamullah mereka mendengar Kalamullah tapi suara yang mereka dengar adalah suara Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bukan suara Allah, karena yang namanya Kalam itu disandarkan kepada yang pertama kali mengucapkan, siapa yang pertama kali mengucapkan? Allah.
Sehingga para ulama ahli Sunnah mengatakan,
Al Qur’an itu adalah منه بدأ dari Allah yang mulai, Allah yang pertama kali mengucapkan bukan Jibril bukan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang mengucapkannya tapi Allah yang mengucapkannya.
Sehingga keyakinan Ahlu Sunnah wal jama’ah
Al Qur’an itu adalah Kalamullah/ucapan Allah , berasal dari Allah subhanahu wata'ala, yang membaca adalah Qori/makhluk, tapi dia baca adalah Kalamullah yang tertulis dalam mushaf adalah Kalamullah, yang kita dengarkan dari seorang Qori adalah Kalamullah.
***
[Materi halaqah diambil dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Ushulus Sunnah yang ditulis oleh Al Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah]
Insyaallah kita akan masuk pada pembahasan yang baru diantara pokok-pokok prinsip aqidah Ahlu Sunnah wal jama’ah adalah tentang bahwa Al Qur’an adalah Kalamullah dan bukan makhluk.
Judul dari pembahasan kita kali ini adalah keyakinan Ahlu Sunnah terhadap Al Qur’an,
القرآن كلام الله وليس بمخلوق
Al Qur’an adalah ucapan Allah dan bukan makhluk.
Ada dua perkara yang harus kita pahami disini,
❶ Meyakini Al Qur’an adalah Kalamullah
❷ Meyakini bahwa Kalamullah itu bukan makhluk.
Beliau mengatakan,
والقرآن كلام الله وليس بمخلوق
Dan Al Qur’an adalah Kalamullah
Al Qur’an yang ada didepan kita didalam mushaf dari Al Fatihah sampai An Nas yang dihafal oleh para khutab dalam dada mereka, yang dibaca oleh para Qura, yang kita dengar dibaca oleh para Qura dari Al Fatihah sampai An Nas maka itulah Al Qur’an itu semua adalah Kalamullah, itu semua adalah ucapan Allah subhanahu wata'ala.
Allah subhanahu wata'ala yang pertama kali mengucapkannya didengar oleh Malaikat Jibril alaihi salam, Allah yang mengatakan
۞قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ
۞ مَلِكِ النَّاسِۙ
۞ اِلٰهِ النَّاسِۙ
۞ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ
Allah subhanahu wata'ala yang mengatakan,
۞ الٓمّٓۚ
۞ ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ ھُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ
Allah subhanahu wata'ala yang mengucapkannya pertama kali dan itu didengar oleh Malaikat Jibril alaihi salam, maka dia adalah Kalamullah dan ucapan disandarkan kepada yang pertama kali mengucapkan, karena ini yang mengucapkan pertama kali adalah Allah maka dia adalah Kalamullah.
Kemudian Malaikat Jibril alaihi salam turun dan menyampaikan kepada Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam secara berangsur-angsur.
۞ نَزَلَ بِهِ الرُّوْحُ الْاَمِيْنُ ۙ
۞ عَلٰى قَلْبِكَ لِتَكُوْنَ مِنَ الْمُنْذِرِيْنَ ۙ
۞ بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِيْنٍ ۗ
[QS Asy Syura 193-195]Ruhul Aamiin yaitu Malaikat Jibril datang/turun dengannya (Al Qur’an) disifati oleh Allah subhanahu wata'ala sebagai Al Amin (yang dipercaya) karena beliau alaihi salam tidak menambah dan mengurangi Kalamullah. Apa yang beliau bacakan/ sampaikan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam itulah yang dia dengar dari Allah subhanahu wata'ala maka dia adalah Ruhul Aamiin, dan Al Qur’an tersebut adalah
بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِيْنٍ ۗ
Dengan bahasa Arab yang jelas, dikenal oleh mereka.
Kemudian ketika Malaikat Jibril alaihi salam menyampaikan/membacakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam maka yang dibaca oleh Jibril adalah Kalam Allah. Malaikat Jibril mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan membacakan Kalamullah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Siapa yang membaca? Malaikat Jibril,
Apa yang beliau baca? Yang beliau baca adalah Kalamullah.
Didengar oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, mendengarnya dari Malaikat Jibril, apa yang beliau dengar? Yang beliau dengar adalah Kalamullah , tapi suaranya adalah suara Jibril, dihafal oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam didalam dada beliau, apa yang beliau hafal, apa yang ada dalam dada beliau? Yang beliau hafal adalah Kalamullah kemudian beliau bacakan ayat Al Qur’an kepada para Shahabat radiallahu taala anhum, apa yang beliau dengar berupa Kalamullah yang dibawa oleh Malaikat Jibril alaihi salam.
Ketika beliau bacakan (misalnya Al Fatihah) kepada para Shahabat radiallahu taala anhum atau membacakan Al Qoriah kepada para Shahabat radiallahu taala anhum maka yang beliau baca adalah Kalamullah dengan suara beliau. Suaranya adalah suara Qori nya(beliau shallallahu 'alaihi wasallam), tapi yang beliau baca yang beliau ucapkan dengan lisan beliau adalah Kalamullah, yang didengar oleh para shahabat radiallahu taala anhum adalah Kalamullah mereka mendengar Kalamullah tapi suara yang mereka dengar adalah suara Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bukan suara Allah, karena yang namanya Kalam itu disandarkan kepada yang pertama kali mengucapkan, siapa yang pertama kali mengucapkan? Allah.
Sehingga para ulama ahli Sunnah mengatakan,
منه بدأ وإليه يعود
Al Qur’an itu adalah منه بدأ dari Allah yang mulai, Allah yang pertama kali mengucapkan bukan Jibril bukan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang mengucapkannya tapi Allah yang mengucapkannya.
Sehingga keyakinan Ahlu Sunnah wal jama’ah
القرآن، وأنه كلام الله
Al Qur’an itu adalah Kalamullah/ucapan Allah , berasal dari Allah subhanahu wata'ala, yang membaca adalah Qori/makhluk, tapi dia baca adalah Kalamullah yang tertulis dalam mushaf adalah Kalamullah, yang kita dengarkan dari seorang Qori adalah Kalamullah.
***
[Materi halaqah diambil dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Ushulus Sunnah yang ditulis oleh Al Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah]