Halaqah 35: Al-Qur’an adalah Kalamullah Bukan Makhluk (Bagian 3)
Halaqah yang ke-35 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Ushulus Sunnah yang ditulis oleh Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah adalah tentang Al-quran adalah kalamullah bukan makhluk bagian 3.
Beliau mengatakan,
Setelah kita mengetahui bahwasanya Al Qur’an adalah Kalamullah maka diantara hal yang harus diyakini bahwa Al Qur’an itu bukan makhluk, Al Qur’an itu Kalamullah adalah sifat Allah.
Diantara sifat-sifat Allah adalah Kalam, Allah memiliki sifat Kalam yaitu berbicara dalam banyak ayat Allah subhanahu wata'ala menyebutkan tentang sifat Kalam ini,
Diantara mereka ada yang Allah ajak bicara.
Berarti Allah subhanahu wata'ala mengajak bicara, Allah berbicara kepada orang yang Dia pilih diantara para Rasul. Dan juga firman Allah,
Dan Allah subhanahu wata'ala berbicara kepada Musa dengan sebenar-benar pembicaraan.
Allah berbicara kepada Nabi Musa alaihi salam, dan nabi Musa mendengar apa yang Allah ucapkan.
Allah mengatakan
Dan siapakah yang lebih benar ucapannya daripada ucapan Allah.
Berarti Allah memiliki sifat ucapan, Allah memiliki sifat Kalam.
Ketika Allah berbicara, banyak didalam Al Qur’an Qolallah Qolallah..(Allah berbicara), berarti sifat Kalam ini adalah sifat Allah subhanahu wata'ala yang harus kita yakini dan Kalamullah sifat Kalam Allah subhanahu wata'ala berbeda dengan yang dimiliki makhluk, sifat Kalam Allah subhanahu wata'ala adalah sesuai dengan keagungan Allah, Allah berbicara sebagaimana Allah tetapkan diberbagai ayat dan bagaimananya kita tidak mengetahui yang jelas Allah mengabarkan bahwasanya tidak ada yang serupa dengan Allah
Tidak ada yang serupa dengan Allah.
Allah subhanahu wata'ala berbicara dengan kaifiyat dengan cara yang Allah kehendaki tapi tidak sama dengan ucapan makhluk, makhluk manusia berbicara dengan lisannya dengan mulutnya, itu pembicaraan kita sebagai manusia, disana ada makhluk yang lain dia juga berbicara tapi dengan caranya, kita berbicara mereka berbicara masing-masing memiliki cara. Allah subhanahu wata'ala memiliki sifat Kalam dan cara dari Kalamullah/bagaimana Allah berbicara itu adalah sesuai dengan keagunganNya tidak sama dengan dimiliki oleh makhluk.
Diantara hal yang berkaitan dengan Kalamullah, bahwasanya Kalamullah ini ada suaranya dan dia berupa huruf sebagaimana dalam banyak ayat Allah subhanahu wata'ala memanggil Nabi Musa alaihi salam, Allah mengatakan,
Dan Kami memanggilnya (memanggil Musa) dari arah gunung sebelah kanan.
Sebelah kanan Musa alaihi salam
Dan Kami mendekatkan Musa dalam keadaan bermunajat.
Yaitu bermunajat kepada Allah subhanahu wata'ala.
Memanggil dalam bahasa Arab tidak digunakan kecuali untuk suara yang tinggi/suara yang besar bukan suara yang lirih ini menunjukkan bahwasanya Allah subhanahu wata'ala berbicara dan ada disana yang didengar oleh Nabi Musa alaihi salam.
Didalam sebuah hadits juga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan bahwasanya
Kemudian Allah subhanahu wata'ala memanggil mereka dengan suara yang didengar oleh orang-orang yang jauh sebagaimana didengar oleh orang-orang yang dekat.
Ini menunjukkan bahwasanya Kalamullah subhanahu wata'ala adalah juga memiliki suara dan dia adalah berupa huruf, sebagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan tentang keutamaan orang yang membaca Al Qur’an
Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an maka dari setiap huruf yang dibaca dia mendapatkan satu kebaikan dan satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi 10 kebaikan, aku tidak mengatakan bahwasanya الم adalah satu huruf, tapi Alif adalah satu huruf, lam adalah satu huruf & mim satu huruf.
Menunjukkan bahwasanya Al Qur’an yang merupakan Kalamullah ini berupa huruf.
Didalam Al Qur’an dibeberapa surat Allah memulai surat tersebut dengan huruf-huruf yang dipotong² seperti
Ini semua menunjukkan bahwasanya Al Qur’an berupa huruf, demikian yang disebutkan oleh sebagian ahli tafsir, kenapa Allah subhanahu wata'ala memulai dengan huruf-huruf yang dipotong tadi, ingin menunjukkan bahwasanya Al Qur’an adalah berupa huruf.
Oleh karenanya jika kita perhatikan setelah huruf-huruf tadi disebutkan tentang Al Qur’an, contoh misalnya, dalam surat Al Baqarah
(Ayat kedua ذٰلِكَ الْكِتٰبُ) Maksudnya adalah Al Qur’an.
Allah subhanahu wata'ala
Kebanyakan dari surat-surat tersebut ketika diawali dengan huruf-huruf yang dipotong-potong setelahnya adalah Allah subhanahu wata'ala menyebutkan tentang Al Qur’an.
Syahidnya disini bahwasanya Kalamullah adalah sifat Allah , harus kita yakini itu adalah sifat Allah, kalau itu adalah sifat Allah maka sama dengan sifat-sifat Allah yang lain yaitu dia bukan makhluk, Allah subhanahu wata'ala memiliki sifat mendengar, Ilmu, Melihat, apakah itu makhluk? tidak.
Allah subhanahu wata'ala adalah Al Kholik , Allah subhanahu wata'ala adalah yang Maha mencipta , Allah adalah Al Kholiq dengan DzatNya , Nama-namaNya dan juga sifat-sifatNya maka Allah Dialah Al Kholiq. Sifat Allah bukan makhluk sehingga beliau mengatakan
Kalau itu memang Kalamullah maka dia bukan makhluk, jadi Al Qur’an bukan makhluk tapi dia adalah sifat dan sifat Allah bukan makhluk.
***
[Materi halaqah diambil dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Ushulus Sunnah yang ditulis oleh Al Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah]
Beliau mengatakan,
Setelah kita mengetahui bahwasanya Al Qur’an adalah Kalamullah maka diantara hal yang harus diyakini bahwa Al Qur’an itu bukan makhluk, Al Qur’an itu Kalamullah adalah sifat Allah.
Diantara sifat-sifat Allah adalah Kalam, Allah memiliki sifat Kalam yaitu berbicara dalam banyak ayat Allah subhanahu wata'ala menyebutkan tentang sifat Kalam ini,
۞ تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۘ مِّنْهُم مَّن كَلَّمَ اللَّهُ ۖ…
[QS Al Baqarah 253]Diantara mereka ada yang Allah ajak bicara.
Berarti Allah subhanahu wata'ala mengajak bicara, Allah berbicara kepada orang yang Dia pilih diantara para Rasul. Dan juga firman Allah,
۞..وَكَلَّمَ اللّٰهُ مُوْسٰى تَكْلِيْمًاۚ..
[QS An Nisa 164]Dan Allah subhanahu wata'ala berbicara kepada Musa dengan sebenar-benar pembicaraan.
Allah berbicara kepada Nabi Musa alaihi salam, dan nabi Musa mendengar apa yang Allah ucapkan.
Allah mengatakan
۞… وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ ٱللَّهِ قِيلًا
[QS An Nisa 122]Dan siapakah yang lebih benar ucapannya daripada ucapan Allah.
Berarti Allah memiliki sifat ucapan, Allah memiliki sifat Kalam.
وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ
[QS Shad 6]Ketika Allah berbicara, banyak didalam Al Qur’an Qolallah Qolallah..(Allah berbicara), berarti sifat Kalam ini adalah sifat Allah subhanahu wata'ala yang harus kita yakini dan Kalamullah sifat Kalam Allah subhanahu wata'ala berbeda dengan yang dimiliki makhluk, sifat Kalam Allah subhanahu wata'ala adalah sesuai dengan keagungan Allah, Allah berbicara sebagaimana Allah tetapkan diberbagai ayat dan bagaimananya kita tidak mengetahui yang jelas Allah mengabarkan bahwasanya tidak ada yang serupa dengan Allah
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ
Tidak ada yang serupa dengan Allah.
Allah subhanahu wata'ala berbicara dengan kaifiyat dengan cara yang Allah kehendaki tapi tidak sama dengan ucapan makhluk, makhluk manusia berbicara dengan lisannya dengan mulutnya, itu pembicaraan kita sebagai manusia, disana ada makhluk yang lain dia juga berbicara tapi dengan caranya, kita berbicara mereka berbicara masing-masing memiliki cara. Allah subhanahu wata'ala memiliki sifat Kalam dan cara dari Kalamullah/bagaimana Allah berbicara itu adalah sesuai dengan keagunganNya tidak sama dengan dimiliki oleh makhluk.
Diantara hal yang berkaitan dengan Kalamullah, bahwasanya Kalamullah ini ada suaranya dan dia berupa huruf sebagaimana dalam banyak ayat Allah subhanahu wata'ala memanggil Nabi Musa alaihi salam, Allah mengatakan,
۞ وَنَادَيْنَاهُ مِن جَانِبِ الطُّورِ الْأَيْمَنِ وَقَرَّبْنَاهُ نَجِيًّا
[QS Maryam 52]Dan Kami memanggilnya (memanggil Musa) dari arah gunung sebelah kanan.
Sebelah kanan Musa alaihi salam
وَقَرَّبْنَاهُ نَجِيًّا
Dan Kami mendekatkan Musa dalam keadaan bermunajat.
Yaitu bermunajat kepada Allah subhanahu wata'ala.
Memanggil dalam bahasa Arab tidak digunakan kecuali untuk suara yang tinggi/suara yang besar bukan suara yang lirih ini menunjukkan bahwasanya Allah subhanahu wata'ala berbicara dan ada disana yang didengar oleh Nabi Musa alaihi salam.
Didalam sebuah hadits juga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan bahwasanya
ثم يناديهم بصوت يَسْمَعُه مَن بَعُدَ كما يسمعه مَن قَرُبَ:
Kemudian Allah subhanahu wata'ala memanggil mereka dengan suara yang didengar oleh orang-orang yang jauh sebagaimana didengar oleh orang-orang yang dekat.
Ini menunjukkan bahwasanya Kalamullah subhanahu wata'ala adalah juga memiliki suara dan dia adalah berupa huruf, sebagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan tentang keutamaan orang yang membaca Al Qur’an
Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an maka dari setiap huruf yang dibaca dia mendapatkan satu kebaikan dan satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi 10 kebaikan, aku tidak mengatakan bahwasanya الم adalah satu huruf, tapi Alif adalah satu huruf, lam adalah satu huruf & mim satu huruf.
Menunjukkan bahwasanya Al Qur’an yang merupakan Kalamullah ini berupa huruf.
Didalam Al Qur’an dibeberapa surat Allah memulai surat tersebut dengan huruf-huruf yang dipotong² seperti
الم، ق،ص، حم، كحيمعص
Ini semua menunjukkan bahwasanya Al Qur’an berupa huruf, demikian yang disebutkan oleh sebagian ahli tafsir, kenapa Allah subhanahu wata'ala memulai dengan huruf-huruf yang dipotong tadi, ingin menunjukkan bahwasanya Al Qur’an adalah berupa huruf.
Oleh karenanya jika kita perhatikan setelah huruf-huruf tadi disebutkan tentang Al Qur’an, contoh misalnya, dalam surat Al Baqarah
۞ الۤمّۤ ۚ
۞ ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ
(Ayat kedua ذٰلِكَ الْكِتٰبُ) Maksudnya adalah Al Qur’an.
Allah subhanahu wata'ala
۞ قٓ ۚ وَالۡقُرۡاٰنِ الۡمَجِيۡدِۚ
Kebanyakan dari surat-surat tersebut ketika diawali dengan huruf-huruf yang dipotong-potong setelahnya adalah Allah subhanahu wata'ala menyebutkan tentang Al Qur’an.
Syahidnya disini bahwasanya Kalamullah adalah sifat Allah , harus kita yakini itu adalah sifat Allah, kalau itu adalah sifat Allah maka sama dengan sifat-sifat Allah yang lain yaitu dia bukan makhluk, Allah subhanahu wata'ala memiliki sifat mendengar, Ilmu, Melihat, apakah itu makhluk? tidak.
Allah subhanahu wata'ala adalah Al Kholik , Allah subhanahu wata'ala adalah yang Maha mencipta , Allah adalah Al Kholiq dengan DzatNya , Nama-namaNya dan juga sifat-sifatNya maka Allah Dialah Al Kholiq. Sifat Allah bukan makhluk sehingga beliau mengatakan
وليس بمخلوق
Kalau itu memang Kalamullah maka dia bukan makhluk, jadi Al Qur’an bukan makhluk tapi dia adalah sifat dan sifat Allah bukan makhluk.
***
[Materi halaqah diambil dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Ushulus Sunnah yang ditulis oleh Al Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah]