Halaqah 50: Beriman dengan Adanya Siksa Kubur
Halaqah yang ke-50 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Ushulus Sunnah yang ditulis oleh Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah adalah tentang beriman dengan adanya siksa kubur.
Beliau mengatakan
Beriman dengan adzab kubur, ini juga termasuk aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah yang membedakan antara ahlussunnah dengan mu’tazilah dan juga yang lain, karena mereka mengingkari adanya adzab kubur, mengingkari adanya Telaga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, mengingkari Allah subhanahu wata'ala berbicara sehingga perlu ditulis di sini dalam ushulus sunnah aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah.
Beriman dengan adzab kubur, percaya dengan adanya adzab kubur yaitu adzab yang terjadi di alam kubur
Dan bahwasanya umat ini akan difitnah (ditanya) di dalam alam kubur mereka, ini semua berdasarkan dalil, diantara dalilnya Allah subhanahu wata'ala mengatakan ketika mengabarkan tentang orang-orang munafiqin
Kami akan mengadzab mereka dua kali, yang pertama adalah di dunia kemudian yang kedua adalah di alam kubur karena yang setelahnya disebutkan oleh Allah subhanahu wata'ala dalam ayat tersebut adanya adzab di hari kiamat
Kami akan mengadzab mereka dua kali (yaitu di dunia dan juga di alam barzakh) kemudian mereka akan dikembalikan kepada adzab yang sangat besar (di hari kiamat).
Kemudian Allah subhanahu wata'ala mengatakan
neraka akan dinampakkan kepada mereka (firaun dan juga para pengikutnya) baik di waktu pagi maupun di waktu petang (di alam kubur), ini menunjukkan bahwasanya mereka diadzab di dalam alam kuburnya karena setelahnya Allah subhanahu wata'ala mengatakan
dan di hari kiamat masukkanlah pengikut Firaun kedalam adzab yang lebih pedih.
Ini semuanya menunjukkan tentang adanya adzab kubur. Dan di dalam hadits kita diajarkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk berdoa meminta perlindungan dari adzab kubur, mengatakan
Meminta perlindungan berarti di sana ada, karena tidak mungkin kita meminta perlindungan dari sesuatu yang tidak ada. Kemudian juga dalam hadits Al-Bara Ibnu Azib yang panjang yang menceritakan tentang bagaimana manusia diambil nyawanya kemudian ditanya tentang tiga pertanyaan, orang yang tidak bisa menjawab seperti orang-orang munafik maka akan disiksa, ini menunjukkan adanya.
Dan bahwasanya umat ini akan ditanya di dalam alam kubur mereka, jadi di sana ada adzab kubur di sana ada fitnah (pertanyaan) kubur, adapun pertanyaan kubur maka ini telah datang disana dalil-dalil yang menunjukkan adanya fitnah kubur hadits yang panjang Al-Bara Ibnu Azib dimana Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan
Apabila dikuburkan seorang mayit maka akan datang kepadanya dua malaikat yang hitam lagi biru dikatakan salah satu diantara keduanya Munkar dan yang lain dinamakan dengan Nakir, kemudian keduanya mengatakan
Apa yang engkau pandang tentang laki-laki ini (Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam), kemudian dia mengatakan
Dia adalah hamba Allah subhanahu wata'ala dan juga Rasul-Nya dan aku bersaksi tidak ada sesuatu yang berhak disembah kecuali Allah subhanahu wata'ala dan bahwasanya Muhammad adalah hamba Allah subhanahu wata'ala dan juga rasul-Nya, dan seterusnya. Hadits ini menceritakan tentang fitnahtu al-qubr.
Dalam hadits yang lain Nabi shallallahu 'alaihi wasallam setelah menguburkan seorang sahabatnya Beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan kepada orang-orang yang ada di sekitar Beliau shallallahu 'alaihi wasallam
Hendaklah kalian memohonkan ampun untuk saudara kalian
dan hendaklah kalian meminta untuknya ketetapan (diberikan kekuatan diberikan ketegaran ketika menjawab pertanyaan)
karena sekarang dia sedang ditanya, ditanya artinya ada di sana fitnah kubur.
Maka ahlussunnah meyakini bahwasanya fitnah kubur itu ada dan adzab kubur juga ada, nikmat kubur juga demikian.
Akan ditanya tentang apa itu Islam dan juga Iman, akan ditanya tentang agamanya dan juga akan ditanya tentang siapa Rabb dan akan ditanya tentang siapa nabinya, ini tiga pertanyaan sebagaimana disebutkan dalam dalil tiga pertanyaan ini, yaitu apa agamamu siapa Rabbmu dan siapakah nabimu.
Tentunya untuk bisa menjawab pertanyaan seperti ini bukan hanya seseorang sekedar menghafal karena kalau menghafal 3 menit kita sudah bisa menjawab, agamaku adalah Islam, Rabbku adalah Allah subhanahu wata'ala dan nabiku adalah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, tapi sebenarnya tidak akan bisa menjawab pertanyaan ini kecuali orang-orang yang benar-benar mempraktekkan di dalam kehidupan dia bahwa islam itu menjadi pedoman baginya, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam itu adalah teladannya dan bahwasanya hanya Allah subhanahu wata'ala yang dia sembah, tidak ada selain Allah subhanahu wata'ala yang dia sembah.
Kalau seseorang sungguh-sungguh dalam menepati tiga perkara tadi di dunia maka insya Allah di alam kuburnya dia akan dimudahkan oleh Allah subhanahu wata'ala untuk menjawab pertanyaan dengan baik.
Dan akan datang kepada mayat tersebut munkar dan juga nakir, dua malaikat yang ditugaskan oleh Allah subhanahu wata'ala untuk bertanya, dan dia sebagaimana dalam hadits tadi hitam lagi biru, ada yang mengatakan badannya hitam dan matanya adalah mata yang biru, menunjukkan tentang mengerikannya dua malaikat ini.
Sebagaimana yang Allah subhanahu wata'ala kehendaki dan sebagaimana yang Allah subhanahu wata'ala inginkan.
Artinya kita beriman dengan adanya fitnah kubur, adzab kubur, nikmat kubur meskipun kita tidak mengetahui tentang kaifiyahnya, kita katakan sebagaimana yang Allah subhanahu wata'ala kehendaki dan sebagaimana yang Allah subhanahu wata'ala inginkan, yang jelas kita beriman dengan adanya adzab kubur dan juga fitnah kubur tersebut
Dan beriman dengannya dan juga membenarkan adanya adzab kubur, maka sekali lagi ini adalah bagian dari aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah.
***
[Materi halaqah diambil dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Ushulus Sunnah yang ditulis oleh Al Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah]
Beliau mengatakan
وَالإيمَانُ بِعَذَابِ القَبْرِ
Beriman dengan adzab kubur, ini juga termasuk aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah yang membedakan antara ahlussunnah dengan mu’tazilah dan juga yang lain, karena mereka mengingkari adanya adzab kubur, mengingkari adanya Telaga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, mengingkari Allah subhanahu wata'ala berbicara sehingga perlu ditulis di sini dalam ushulus sunnah aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah.
Beriman dengan adzab kubur, percaya dengan adanya adzab kubur yaitu adzab yang terjadi di alam kubur
وَأَنَّ هَذِهِ الأُمَّةَ تُفْتَنُ في قُبُورِهَا
Dan bahwasanya umat ini akan difitnah (ditanya) di dalam alam kubur mereka, ini semua berdasarkan dalil, diantara dalilnya Allah subhanahu wata'ala mengatakan ketika mengabarkan tentang orang-orang munafiqin
سَنُعَذِّبُهُم مَّرَّتَيۡنِ
Kami akan mengadzab mereka dua kali, yang pertama adalah di dunia kemudian yang kedua adalah di alam kubur karena yang setelahnya disebutkan oleh Allah subhanahu wata'ala dalam ayat tersebut adanya adzab di hari kiamat
سَنُعَذِّبُهُم مَّرَّتَيۡنِ ثُمَّ يُرَدُّونَ إِلَىٰ عَذَابٍ عَظِيمٖ ١٠١
[At-Taubah]Kami akan mengadzab mereka dua kali (yaitu di dunia dan juga di alam barzakh) kemudian mereka akan dikembalikan kepada adzab yang sangat besar (di hari kiamat).
Kemudian Allah subhanahu wata'ala mengatakan
ٱلنَّارُ يُعۡرَضُونَ عَلَيۡهَا غُدُوّٗا وَعَشِيّٗاۚ وَيَوۡمَ تَقُومُ ٱلسَّاعَةُ أَدۡخِلُوٓاْ ءَالَ فِرۡعَوۡنَ أَشَدَّ ٱلۡعَذَابِ ٤٦
[Ghafir]neraka akan dinampakkan kepada mereka (firaun dan juga para pengikutnya) baik di waktu pagi maupun di waktu petang (di alam kubur), ini menunjukkan bahwasanya mereka diadzab di dalam alam kuburnya karena setelahnya Allah subhanahu wata'ala mengatakan
وَيَوۡمَ تَقُومُ ٱلسَّاعَةُ أَدۡخِلُوٓاْ ءَالَ فِرۡعَوۡنَ أَشَدَّ ٱلۡعَذَابِ
dan di hari kiamat masukkanlah pengikut Firaun kedalam adzab yang lebih pedih.
Ini semuanya menunjukkan tentang adanya adzab kubur. Dan di dalam hadits kita diajarkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk berdoa meminta perlindungan dari adzab kubur, mengatakan
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ , وَمِنْ عَذَابِ اَلْقَبْرِ
Meminta perlindungan berarti di sana ada, karena tidak mungkin kita meminta perlindungan dari sesuatu yang tidak ada. Kemudian juga dalam hadits Al-Bara Ibnu Azib yang panjang yang menceritakan tentang bagaimana manusia diambil nyawanya kemudian ditanya tentang tiga pertanyaan, orang yang tidak bisa menjawab seperti orang-orang munafik maka akan disiksa, ini menunjukkan adanya.
وَأَنَّ هَذِهِ الأُمَّةَ تُفْتَنُ في قُبُورِهَا
Dan bahwasanya umat ini akan ditanya di dalam alam kubur mereka, jadi di sana ada adzab kubur di sana ada fitnah (pertanyaan) kubur, adapun pertanyaan kubur maka ini telah datang disana dalil-dalil yang menunjukkan adanya fitnah kubur hadits yang panjang Al-Bara Ibnu Azib dimana Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan
إِذَا قُبِرَ الْمَيِّتُ أَتَاهُ مَلَكَانِ أَسْوَدَانِ أَزْرَقَانِ يُقَالُ لأَحَدِهِمَا الْمُنْكَرُ وَالآخَرُ النَّكِيرُ
Apabila dikuburkan seorang mayit maka akan datang kepadanya dua malaikat yang hitam lagi biru dikatakan salah satu diantara keduanya Munkar dan yang lain dinamakan dengan Nakir, kemudian keduanya mengatakan
مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ ؟
Apa yang engkau pandang tentang laki-laki ini (Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam), kemudian dia mengatakan
هُوَ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ ، أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
Dia adalah hamba Allah subhanahu wata'ala dan juga Rasul-Nya dan aku bersaksi tidak ada sesuatu yang berhak disembah kecuali Allah subhanahu wata'ala dan bahwasanya Muhammad adalah hamba Allah subhanahu wata'ala dan juga rasul-Nya, dan seterusnya. Hadits ini menceritakan tentang fitnahtu al-qubr.
Dalam hadits yang lain Nabi shallallahu 'alaihi wasallam setelah menguburkan seorang sahabatnya Beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan kepada orang-orang yang ada di sekitar Beliau shallallahu 'alaihi wasallam
اسْتَغْفِرُوا لِأَخِيكُمْ
Hendaklah kalian memohonkan ampun untuk saudara kalian
وَسَلُوا لَهُ بِالتَّثْبِيتِ
dan hendaklah kalian meminta untuknya ketetapan (diberikan kekuatan diberikan ketegaran ketika menjawab pertanyaan)
فَإِنَّهُ الْآنَ يُسْأَلُ
karena sekarang dia sedang ditanya, ditanya artinya ada di sana fitnah kubur.
Maka ahlussunnah meyakini bahwasanya fitnah kubur itu ada dan adzab kubur juga ada, nikmat kubur juga demikian.
وَتُسْأَلُ عَنِ الإيمَانِ وَالإِسْلامِ، وَمَنْ رَبُّهُ؟ وَمَنْ نَبِيُّهُ؟
Akan ditanya tentang apa itu Islam dan juga Iman, akan ditanya tentang agamanya dan juga akan ditanya tentang siapa Rabb dan akan ditanya tentang siapa nabinya, ini tiga pertanyaan sebagaimana disebutkan dalam dalil tiga pertanyaan ini, yaitu apa agamamu siapa Rabbmu dan siapakah nabimu.
Tentunya untuk bisa menjawab pertanyaan seperti ini bukan hanya seseorang sekedar menghafal karena kalau menghafal 3 menit kita sudah bisa menjawab, agamaku adalah Islam, Rabbku adalah Allah subhanahu wata'ala dan nabiku adalah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, tapi sebenarnya tidak akan bisa menjawab pertanyaan ini kecuali orang-orang yang benar-benar mempraktekkan di dalam kehidupan dia bahwa islam itu menjadi pedoman baginya, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam itu adalah teladannya dan bahwasanya hanya Allah subhanahu wata'ala yang dia sembah, tidak ada selain Allah subhanahu wata'ala yang dia sembah.
Kalau seseorang sungguh-sungguh dalam menepati tiga perkara tadi di dunia maka insya Allah di alam kuburnya dia akan dimudahkan oleh Allah subhanahu wata'ala untuk menjawab pertanyaan dengan baik.
وَيَأْتِيهِ مُنْكَرٌ وَنَكِيرٌ
Dan akan datang kepada mayat tersebut munkar dan juga nakir, dua malaikat yang ditugaskan oleh Allah subhanahu wata'ala untuk bertanya, dan dia sebagaimana dalam hadits tadi hitam lagi biru, ada yang mengatakan badannya hitam dan matanya adalah mata yang biru, menunjukkan tentang mengerikannya dua malaikat ini.
كَيْفَ شَاءَ اللهُ-عَزَّ وَجَلَّ-، وَكَيْفَ أَرَارَدَ
Sebagaimana yang Allah subhanahu wata'ala kehendaki dan sebagaimana yang Allah subhanahu wata'ala inginkan.
Artinya kita beriman dengan adanya fitnah kubur, adzab kubur, nikmat kubur meskipun kita tidak mengetahui tentang kaifiyahnya, kita katakan sebagaimana yang Allah subhanahu wata'ala kehendaki dan sebagaimana yang Allah subhanahu wata'ala inginkan, yang jelas kita beriman dengan adanya adzab kubur dan juga fitnah kubur tersebut
وَالإيمَانُ بِهِ وَالتَّصْدِيقُ بِهِ
Dan beriman dengannya dan juga membenarkan adanya adzab kubur, maka sekali lagi ini adalah bagian dari aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah.
***
[Materi halaqah diambil dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Ushulus Sunnah yang ditulis oleh Al Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah]