Halaqah 06: Shuhuf Ibrahim
Materi HSI pada pertemuan halaqah ke-6 dari halaqah silsilah ilmiyyah abdullah roy adalah tentang shuhuf Ibrahim. Shuhuf adalah jama’ dari shahiifah (صَحِيْفَةٌ) artinya adalah sesuatu yang digunakan untuk menulis di dalamnya.
◆ Shuhuf Ibrahim adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim ‘alayhissalām.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى
“(Yaitu) Shuhufnya Ibrahim dan Musa.” (QS Al-A’la: 19)
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,
أَمْ لَمْ يُنَبَّأْ بِمَا فِي صُحُفِ مُوسَى (٣٦) وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّى (٣٧)
“Apakah dia belum dikabarkan dengan apa yang ada di dalam Shuhuf Musa dan juga Ibrahim yang telah menyempurnakan.” (QS An-Najm: 36-37)
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengisyaratkan Shuhuf Ibrahim ini di dalam firman-Nya,
قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنزِلَ إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ
“Katakanlah oleh kalian; Kami beriman dengan Allah dan apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim.” (QS Al-Baqarah: 136)
◆ Shuhuf Ibrahim diturunkan di malam pertama di bulan Ramadhan.
Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
أنزلت صحف إبراهيم عليه السلام في أول ليلة من رمضان
“Telah diturunkan Shuhuf Ibrahim ‘alayhissalām pada malam yang pertama di bulan Ramadhan.” (HR Ahmad dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah)
⇒ Shuhuf ini tidak diketahui keberadaannya, namun diketahui sebagian kandungannya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
أَمْ لَمْ يُنَبَّأْ بِمَا فِي صُحُفِ مُوسَى (٣٦) وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّى (٣٧) أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى (٣٨) وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى (٣٩) وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى (٤٠) ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ الْأَوْفَى (٤١) وَأَنَّ إِلَى رَبِّكَ الْمُنْتَهَى (٤٢) وَأَنَّهُ هُوَ أَضْحَكَ وَأَبْكَى (٤٣) وَأَنَّهُ هُوَ أَمَاتَ وَأَحْيَا (٤٤) وَأَنَّهُ خَلَقَ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنْثَى (٤٥) مِنْ نُطْفَةٍ إِذَا تُمْنَى (٤٦) وَأَنَّ عَلَيْهِ النَّشْأَةَ الْأُخْرَى (٤٧) وَأَنَّهُ هُوَ أَغْنَى وَأَقْنَى (٤٨) وَأَنَّهُ هُوَ رَبُّ الشِّعْرَى (٤٩) وَأَنَّهُ أَهْلَكَ عَادًا الْأُولَى (٥٠) وَثَمُودَ فَمَا أَبْقَى (٥١) وَقَوْمَ نُوحٍ مِنْ قَبْلُ إِنَّهُمْ كَانُوا هُمْ أَظْلَمَ وَأَطْغَى (٥٢) وَالْمُؤْتَفِكَةَ أَهْوَى (٥٣) فَغَشَّاهَا مَا غَشَّى (٥٤)
“Apakah belum dikabarkan kepadanya tentang apa yang ada di dalam Shuhuf Musa dan Ibrahim yang telah menyempurnakan? Yaitu bahwasanya sebuah jiwa tidak menanggung dosa jiwa yang lain. Dan bahwasanya seorang manusia tidak memiliki kecuali apa yang dia usahakan. Dan bahwasanya usaha dia akan diperlihatkan kepadanya. Kemudian dibalas dengan balasan yang paling sempurna. Dan bahwasanya hanya kepada Rabb-mu kesudahan. Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis. Dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan. Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan pasangan laki-laki dan wanita dari air mani yang dipancarkan. Dan bahwasanya atas-Nyalah penciptaan yang lain yaitu kebangkitan. Dan bahwasanya Dia yang memberikan kecukupan dan menjadikan ridha. Dan bahwasanya Dia adalah Rabb bagi Asy-Syi’ra (yaitu nama sebuah bintang yang disembah). Dan bahwasanya Dialah yang menghancurkan kaum ‘Aad yang pertama. Demikian pula Tsamud. Maka Dia tidak menyisakan. Dan juga kaum Nuh sebelumnya. Sesungguhnya dahulu mereka lebih zhalim dan lebih durhaka. Dan negeri-negeri kaum Luth yang telah Allah hancurkan. Maka Allah menimpakan atas negeri itu adzab besar yang menimpanya.” (QS An-Najm: 36-54)
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى (١٤) وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى (١٥) بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (١٦) وَالْآَخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى (١٧) إِنَّ هَذَا لَفِي الصُّحُفِ الْأُولَى (٨) صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى (١٩)
“Sungguh telah beruntung orang yang membersihkan jiwa dan mengingat nama Rabb-nya kemudian shalat. Akan tetapi kalian mendahulukan kehidupan dunia. Dan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya yang demikian ada di dalam Shuhuf yang terdahulu, yaitu Shuhuf Ibrahim dan Musa.” (QS Al-A’lā: 14-19)