Halaqah 98: Hadis-Hadis yang Berkaitan dengan Penjelasan Nama dan Sifat Allah (Hadis 5 Tentang Sifat Kaki Bagi Allah)
Halaqah yang ke-98 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah.
Hadits-hadits yang merupakan hadits-hadits tentang sifat-sifat Allah subhanahu wata'ala.
Beliau mengatakan
وَقَوْلُهُ صلى الله عليه وسلم : ((لا تَزَالُ جَهَنَّمُ يُلْقَى فِيهَا وَهِيَ تَقُولُ: هَلْ مِنْ مَزِيدٍ؟ حَتَّى يَضَعَ رَبُّ الْعِزَّةِ فِيهَا رِجْلَهُ [وَفِي رِوَايَةٍ: عَلَيْهَا قَدَمَهُ] فَيَنْزَوِي بَعْضُهَا إلَى بَعْضٍ، فَتَقُولُ: قَط قَط)). مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam Senantiasa jahannam dilemparkan di dalamnya, yaitu dilemparkan di dalamnya manusia dan juga jin dan ini menunjukkan bagaimana Allah subhanahu wata'ala menghinakan orang-orang yang masuk ke dalam neraka mereka bukan masuk dalam keadaan terhormat tapi dilemparkan dan ini adalah kehinaan bagi mereka, dan dalam ayat Allah subhanahu wata'ala mengatakan
كُلَّمَآ أُلۡقِيَ فِيهَا فَوۡجٞ سَأَلَهُمۡ خَزَنَتُهَآ أَلَمۡ يَأۡتِكُمۡ نَذِيرٞ ٨
[Al-Mulk]
Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sebuah rombongan, karena mereka masuk ke dalam neraka dalam keadaan berkelompok-kelompok
أَلَمۡ يَأۡتِكُمۡ نَذِير
Dikatakan kepada mereka bukankah telah datang kepada kalian peringatan, ini adalah kehinaan tersendiri bagi penduduk neraka dimasukkan ke dalam neraka dalam keadaan dilempar
لا تَزَالُ
Senantiasa dilemparkan kedalamnya, seakan-akan tidak ada habisnya dan menunjukkan tentang banyaknya penduduk neraka, terus dilemparkan dilemparkan berkelompok berkelompok dilemparkan dan seakan-akan tidak ada habisnya
وَهِيَ تَقُولُ
Dan dia mengatakan
هَلْ مِنْ مَزِيدٍ؟
padahal sudah dilemparkan kepadanya banyak orang, dan kita berlindung kepada Allah subhanahu wata'ala dari neraka ini, ternyata dia mengatakan Apakah masih ada tambahan? yaitu masih meminta tambahan kepada Allah subhanahu wata'ala dan ini menunjukkan tentang banyaknya orang yang masuk ke dalam neraka na’udzubillahi min dzalik dan menunjukkan tentang besarnya neraka jahannam sehingga masuk kedalamnya banyak manusia dan juga jin dan dia masih mengatakan Apakah masih ada tambahan?
Didalam sebuah hadits yang menunjukkan tentang besarnya jahannam Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan
يؤتى بجهنمَ يومئذٍ لها سبعونَ ألفَ زِمامٍ مع كلِّ زمامٍ سبعونَ ألفَ ملكٍ يَجرُّونَها
Akan didatangkan pada hari tersebut jahannam dan dia memiliki 70.000 tali kekang dan bersama satu tali kekang itu ada 70.000 malaikat yang menyeret jahannam tersebut, jadi kalau dihitung kurang lebih 4,9 miliar malaikat menyeret jahannam menunjukkan tentang besarnya jahannam dan malaikat adalah makhluk yang kuat dan yang menyeret jahanam 4,9 miliar. Dan kata يَجرُّونَها menunjukkan tentang beratnya jahanam menunjukkan tentang besarnya jahanam.
Dan diantara dalil yang menunjukkan tentang banyaknya jumlah penduduk neraka, dan dia lebih banyak daripada penduduk surga, adalah sebuah hadits di mana Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan ringkasnya di situ Nabi Adam ‘alaihissalam bertanya kepada Allah subhanahu wata'ala karena Allah subhanahu wata'ala berkata kepada Nabi Adam
يا آدم قم فابعث بعث النار
Allah subhanahu wata'ala mengatakan kepada Nabi Adam di hari tersebut Wahai Adam berdirilah dan utuslah utusan ke neraka, ba’ats artinya adalah mursal yaitu yang diutus
قال: يا ربي وما بعث النار؟
Maka Nabi Adam mengatakan Wahai Rabb-ku apa yang dimaksud dengan utusan ke neraka
قال: من كل ألف تسعمائة وتسعة وتسعون إلى النار، وواحد في الجنة
dari setiap 1000 orang manusia maka 999 ke neraka dan 1 orang masuk ke dalam surga.
Menunjukkan tentang begitu banyaknya penduduk neraka, dari 1000 orang 1 orang saja yang masuk ke dalam surga sementara 999 mereka masuk ke dalam neraka, dan masuk didalam mereka ini adalah ya’juj dan ma’juj yang disebutkan dalam khabar-khabar yang shahih tentang banyaknya jumlah mereka.
Dan di dalam Al-Qur’an Allah subhanahu wata'ala mengatakan
يَوۡمَ نَقُولُ لِجَهَنَّمَ هَلِ ٱمۡتَلَأۡتِ وَتَقُولُ هَلۡ مِن مَّزِيدٖ ٣٠
[Qaf]
Di hari di mana Kami berkata kepada jahannam apa kamu sudah penuh kemudian jahannam mengatakan apakah masih ada tambahan, masih terus meminta kepada Allah subhanahu wata'ala tambahan.
Dan ini menjadi dalil tentang qudratullah, Allah subhanahu wata'ala mampu untuk menjadikan makhluk yang dia adalah makhluk yang jamad kemudian Allah subhanahu wata'ala menjadikan dia mampu berbicara, maka Allah subhanahu wata'ala Dia-lah yang bisa untuk menjadikan semuanya berbicara dengan kekuasaan Allah subhanahu wata'ala
حَتَّى يَضَعَ رَبُّ الْعِزَّةِ فِيهَا قَدَمَهُ
Sampai Allah subhanahu wata'ala Rabbul ‘Izzah, الْعِزَّة ini adalah sifat bagi Allah subhanahu wata'ala dan disini adalah idhafah maushuf kepada shifah, bukan berarti Al-‘Izzah disini adalah makhluk diantara makhluk-makhluk Allah subhanahu wata'ala, ‘Izzah disini adalah sifat Allah subhanahu wata'ala.
Sampai Allah subhanahu wata'ala Rabbul ‘Izzah (yang memiliki sifat Al-‘Izzah) meletakkan didalamnya قَدَمَهُ (Kaki Allah subhanahu wata'ala), al-qadam maknanya ar-rijl, dan disini ada penetapan sifat Al-Wadha’ bagi Allah subhanahu wata'ala, يَضَع artinya adalah meletakkan dan menunjukkan tentang sifat diantara sifat-sifat Allah subhanahu wata'ala yaitu Al-Wadha’. Kemudian ada penetapan sifat Al-‘Izzah bagi Allah subhanahu wata'ala karena beliau disini sedang mendatangkan dalil yang menunjukkan sifat-sifat Allah subhanahu wata'ala tapi yang menjadi intinya adalah sifat Al-Qadam.
Dan kata فِيهَا di dalam hadits ini maknanya adalah عليهَا yaitu diatasnya, sehingga di sana ada riwayat yang lain
وَفِي رِوَايَةٍ: عَلَيْهَا قَدَمَهُ
sama maksud dari فِي disini على sebagaimana ketika kita membahas tentang sifat ‘Uluw bagi Allah subhanahu wata'ala
أَأَمِنتُم مَّن فِي السَّمَاء
Apakah kalian merasa aman dengan Dzat yang ada di السَّمَاء
Bisa makna السَّمَاء disini adalah langit yang dibangun, berarti makna فِي adalah على, فِي السَّمَاء yaitu على السَّمَاء yang ada di atas langit yang tujuh atau السَّمَاء disini adalah ketinggian, jadi فِي السَّمَاء adalah di dalam ketinggian yaitu Allah subhanahu wata'ala di atas. Dan sudah berlalu penyebutan tentang contoh dalil yang menunjukkan bahwasanya فِي maknanya adalah على, yaitu Firman Allah subhanahu wata'ala
فَسِيحُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ
Hendaklah kalian berjalan فِي ٱلۡأَرۡضِ jangan diartikan di dalam bumi tapi maksudnya adalah على ٱلۡأَرۡضِ karena tidak mungkin berjalan di dalam tanah, kemudian juga Firman Allah subhanahu wata'ala
وَلَأُصَلِّبَنَّكُمۡ فِي جُذُوعِ ٱلنَّخۡلِ
Dan sungguh aku akan menyalib kalian di dalam pelepah-pelepah atau batang-batang kurma, maka yang dimaksud adalah على di atasnya bukan di dalam batang kurma.
Jadi penggunaan فِي dengan makna على in dipakai oleh orang arab, jadi فِيهَا maknanya adalah على sebagaimana disebutkan dalam riwayat yang lain
وَفِي رِوَايَةٍ: عَلَيْهَا قَدَمَهُ
diatasnya.
فَيَنْزَوِي بَعْضُهَا إلَى بَعْضٍ
Ketika Allah subhanahu wata'ala meletakkan Kaki-Nya diatas jahannam (dan Allah subhanahu wata'ala Dia-lah Yang Maha Besar tidak ada yang lebih besar dari Allah subhanahu wata'ala, jahannam besar tapi Allah subhanahu wata'ala Maha Besar) maka berlipatlah sebagian ke sebagian yang lain.
Jahannam yang demikian besarnya ketika Allah subhanahu wata'ala meletakkan Kaki-Nya diatas jahannam maka dia melipat satu dengan yang lain sehingga jadilah dia penuh, sebelumnya dia mengatakan apakah masih ada tambahan Ya Allah subhanahu wata'ala tapi ketika dia melipat jadilah dia penuh
فَتَقُولُ
akhirnya karena sudah merasa penuh dia pun mengatakan
قَط قَط
cukup cukup, ini adalah isim fi’il, dia adalah isim tapi maknanya fi’il, fi’il yang serupa dengan قَط adalah يكْفي
Maka akhirnya dia merasa cukup setelah meletakkan Kaki-Nya diatas jahannam, dan ini adalah janji Allah subhanahu wata'ala karena Allah subhanahu wata'ala berjanji untuk memenuhi neraka ini. Allah subhanahu wata'ala mengatakan
لَأَمۡلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ ٱلۡجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ أَجۡمَعِينَ ١١٩
[Hud]
Sungguh Aku akan memenuhi jahannam ini dengan manusia dan juga jin.
Ini adalah janji Allah subhanahu wata'ala dan Allah subhanahu wata'ala akan memenuhi janji-Nya dan akan menjadikan jahannam ini menjadi penuh.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Al Aqidah Al Wasithiyyah]