Halaqah 198: Umat Islam akan Berpecah Menjadi 73 Golongan
Halaqah yang ke-198 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, beliau mengatakan,
لَكِنْ لَمَّا أَخْبَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ أُمَّتَهُ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً
Akan tetapi ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan bahwa umatnya akan terpecah belah menjadi 73 golongan.
Mereka sudah berdakwah, mendakwahkan aqidah dan bermuamalah dengan baik, berakhlak yang baik kepada orang lain akan tetapi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah mengabarkan bahwasanya umat ini akan berpecah belah menjadi 73 golongan.
Sebagaimana dalam hadīts, hadītsnya Muawiyyah juga yang lain, di mana disebutkan bahwasanya umat ini akan terpecah belah menjadi 73 golongan. Di sana ada hadīts Abu Hurairah, orang-orang yang Yahudi telah terpecah belah menjadi 71 atau 72 golongan dan orang-orang Nashrani telah terpecah belah menjadi 71 atau 72 golongan dan umat ini akan terpecah belah menjadi 73 golongan. Hadīts ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dan juga yang lainnya.
Berarti di sini Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan tentang perpecahan umat menjadi 73 golongan, ini jumlah yang banyak lebih banyak daripada perpecahan yang terjadi di antara orang-orang Yahudi dan Nashrani.
كُلُّهَا فِي النَّارِ إِلَّا وَاحِدَةً
Semuanya yang mengikuti aliran-aliran sesat tadi semuanya adalah di dalam neraka.
Kulluha Fīnar (كُلُّهَا فِي النَّارِ) artinya kelompok-kelompok tadi semuanya di dalam neraka kemudian beliau mengecualikan إِلَّا وَاحِدَةً kecuali satu وَهِيَ الْجَمَاعَةُ yaitu Al-Jama’ah (الْجَمَاعَةُ).
Artinya Jama’ah inilah yang selamat yang lainnya tidak selamat adapun Al-Jama’ah (الْجَمَاعَةُ) mereka adalah orang-orang yang selamat dari neraka tersebut. Yang dikatakan oleh Nabi إِلَّا وَاحِدَةً kecuali satu golongan.
Siapakah yang dimaksud dengan Al-Jama’ah (الْجَمَاعَةُ) di sini?
وَفِي حَدِيثٍ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ: «هُمْ مَنْ كَانَ عَلَى مِثْلِ مَا أَنَا عَلَيْهِ اليَوْمَ وَأَصْحَابِي
Dan di dalam sebuah hadīts darinya yaitu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam Beliau mengatakan, “Mereka adalah orang yang berada di atas jalanku hari ini dan juga para sahabatku”. Berarti ini menerangkan Al-Jama’ah (الْجَمَاعَةُ) yang disebutkan dalam riwayat yang lain, dalam hadīts yang lain.
Jadi Al-Jama’ah (الْجَمَاعَةُ) adalah orang-orang yang berada di atas apa yang aku berada di atasnya dan juga para sahabatku.
Kalau demikian keadaannya berarti kita kalau ingin selamat harus mengikuti para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menjelaskan ini, karena ingin menyampaikan kepada kita bagaimana Ahlus Sunnah sadar sesadar-sadarnya ketika mereka berdakwah kepada tauhid mengajak manusia kepada Sunnah. Sunatullah bahwasanya di sana ada aliran-aliran dan ini sudah dikabarkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
سَتَفْتَرِقُ أُمَّتي
Jadi mereka menyadari bagaimana pun usaha mereka pasti di sana ada perpecahan, ada orang-orang yang menyimpang.
Sekarang mereka hanya memikirkan bagaimana saya tidak termasuk orang yang menyimpang tadi, yaitu dengan cara kembali kepada Al-Qur’an dan Hadīts Rasūlullah shallallahu 'alaihi wasallam.
صَارَ الْمُتَمَسِّكُونَ بِالْإِسْلَامِ الْمَحْضِ الْخَالِصِ عَنْ الشَّوْبِ هُمْ أَهْلُ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ
Jadilah orang-orang yang berpegang teguh dengan Islam yang murni yang suci yang tersucikan dari Asy-Syaub (الشَّوْبِ) kotoran.
هُمْ أَهْلُ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ
Maka merekalah yang dimaksud dengan Ahlus Sunnah wal Jama’ah yaitu orang-orang yang benar-benar berpegang teguh dengan Islam yang suci yang dibawa oleh Rasūlullah shallallahu 'alaihi wasallam sehingga merekalah yang benar-benar bisa dianggap sebagai Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Maka di dalam hadīts iftiraqul ummah tadi kita bisa mengambil kesimpulan di sana ada orang-orang yang celaka yaitu banyak dan di sana ada orang-orang yang selamat dan mereka adalah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.