Halaqah 47: Beriman bahwa Allah akan Berbicara kepada Hamba-Nya di Hari Kiamat

Halaqah yang ke-47 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Ushulus Sunnah yang ditulis oleh Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah adalah tentang beriman bahwa Allah akan berbicara kepada hamba-Nya di hari kiamat.

Diantara aqidah ahlussunnah yang harus kita pahami bersama adalah bahwa Allah subhanahu wata'ala berbicara dengan para hamba di hari kiamat sesuai dengan keagungan-Nya. Beliau mengatakan rahimahullah

وَأَنَّ اللهَ-تَبَارَكَ وَتَعَالَى-يُكَلِّمُ العِبَادَ يَوْمَ القِيَامَةِ لَيْسَ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَهُ تَرْجُمَانُ، والإيمَانُ بِهِ وَالتَّصْدِيقُ بِهِ

Ahlussunnah wal Jamaah mereka meyakini bahwasanya Allah subhanahu wata'ala berbicara kepada para hamba di hari kiamat (dipandang mahsyar) tidak ada antara mereka dengan Allah subhanahu wata'ala penerjemah, jadi kita manusia dari berbagai bahasa dari berbagai suku Allah subhanahu wata'ala akan berbicara dengan mereka dan tidak ada antara mereka dengan Allah subhanahu wata'ala penerjemah.

Maka wajib bagi kita untuk mengimani itu semuanya bahwasanya Allah subhanahu wata'ala akan berbicara kepada kita sesuai dengan keagungan-Nya dan membenarkan apa yang Beliau shallallahu 'alaihi wasallam kabarkan berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan juga Muslim bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan

مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا سَيُكَلِّمُهُ رَبُّهُ

Tidak ada salah seorang diantara kalian kecuali akan diajak bicara oleh Rabbnya

لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ تُرْجُمَانٌ

Tidak ada antara orang tersebut dengan Allah subhanahu wata'ala penerjemah, tidak ada yang menerjemahkan, Allah subhanahu wata'ala dengan qudrah-Nya maka Allah subhanahu wata'ala akan menjadikan mereka mampu untuk memahami.

Maka seseorang melihat di sebelah kanannya dia tidak melihat seorang pun kecuali apa yang sudah dia lakukan, dan dia melihat ke kiri dia tidak melihat seorang pun kecuali yang dia lakukan (amalkan) di dunia ini, kemudian dia melihat apa yang ada di depannya maka dia tidak melihat kecuali api atau neraka di arah wajahnya, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan

اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ

Hendaklah engkau bertakwa kepada Allah subhanahu wata'ala meskipun hanya dengan sepotong kurma, hadits ini muttafaqun ‘alaih. Ini menunjukkan bahwasanya Allah subhanahu wata'ala akan berbicara dengan manusia.

Al-Imam Al-Bukhari rahimahullah mengatakan

وَأَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُنَادِي بِصَوْتٍ يَسْمَعُهُ مَنْ بَعُدَ كَمَا يَسْمَعُهُ مَنْ قَرُبَ

Sesungguhnya Allah subhanahu wata'ala memanggil dengan suara yang didengar oleh orang yang jauh sebagaimana didengar oleh orang yang dekat

فَلَيْسَ هَذَا لِغَيْرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ ذِكْرُهُ

Beliau mengatakan bahwasanya yang demikian (yaitu didengar oleh yang jauh maupun yang dekat yang jauh juga mendengar sebagaimana yang dekat juga mendengar) ini tidak mungkin kecuali Allah subhanahu wata'ala yang berbicara. Adapun manusia maka tidak demikian keadaannya.

Jadi Allah subhanahu wata'ala akan berbicara dengan hamba-hamba-Nya di hari kiamat sesuai dengan keagungan Allah subhanahu wata'ala dan juga kebesaran Allah subhanahu wata'ala

والإيمَانُ بِهِ وَالتَّصْدِيقُ بِهِ

Maka Ahlussunnah Wal Jamaah mereka membenarkan dan beriman dengan kabar tersebut sebagaimana datangnya, kita beriman dengan bicaranya Allah subhanahu wata'ala di hari kiamat sesuai dengan keagungan dan kebesaran-Nya.
***
[Materi halaqah diambil dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Ushulus Sunnah yang ditulis oleh Al Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah]
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url