Halaqah 43: Beriman bahwa Rasulullah Pernah Melihat Allah di Dunia (Bagian 2)

Halaqah yang ke-42 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Ushulus Sunnah yang ditulis oleh Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah adalah tentang beriman bahwa Rasulullah pernah melihat Allah di Dunia bagian 2.

Di sana ada pendapat bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah melihat Allah subhanahu wata'ala di dunia, Beliau shallallahu 'alaihi wasallam dan juga yang lain tidak pernah ada yang melihat Allah subhanahu wata'ala di dunia ini berdasarkan dalil-dalil yang umum diantaranya adalah ketika Allah subhanahu wata'ala menyebutkan tentang kisah Nabi Musa Alaihissalam

وَلَمَّا جَآءَ مُوسَىٰ لِمِيقَٰتِنَا وَكَلَّمَهُۥ رَبُّهُۥ قَالَ رَبِّ أَرِنِيٓ أَنظُرۡ إِلَيۡكَۚ قَالَ لَن تَرَىٰنِي وَلَٰكِنِ ٱنظُرۡ إِلَى ٱلۡجَبَلِ فَإِنِ ٱسۡتَقَرَّ مَكَانَهُۥ فَسَوۡفَ تَرَىٰنِيۚ فَلَمَّا تَجَلَّىٰ رَبُّهُۥ لِلۡجَبَلِ جَعَلَهُۥ دَكّٗا وَخَرَّ مُوسَىٰ صَعِقٗاۚ
[Al-A’raf:143]

Allah subhanahu wata'ala menceritakan tentang bagaimana Musa Alaihissalam ketika bertemu dengan Allah subhanahu wata'ala kemudian Allah subhanahu wata'ala berbicara dengan beliau kemudian ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam Musa Alaihissalam mendengar kalamullah maka beliau ingin melihat Allah subhanahu wata'ala

رَبِّ أَرِنِيٓ أَنظُرۡ إِلَيۡكَۚ

Wahai Rabb-ku tunjukkan diri-Mu Aku ingin melihat kepada-Mu, karena rindunya Beliau Alaihissalam kepada Allah subhanahu wata'ala ingin melihat Allah subhanahu wata'ala, tapi Allah subhanahu wata'ala mengatakan لَن تَرَىٰنِي engkau tidak akan melihat-Ku, maksudnya adalah engkau tidak akan melihat-Ku di dunia bukan berarti tidak melihat Allah subhanahu wata'ala selama-lamanya tapi maksudnya adalah tidak akan melihat Allah subhanahu wata'ala di dunia.

Karena demikianlah kalau kita menggabungkan ini dengan ayat yang lain, لَن di sini tidak akan melihat-Ku maksudnya adalah selama di dunia bukan berarti tidak mungkin melihat Allah subhanahu wata'ala di akhirat makanya para ulama menjelaskan ketika Allah subhanahu wata'ala mengatakan engkau tidak akan melihat-Ku kemudian

وَلَٰكِنِ ٱنظُرۡ إِلَى ٱلۡجَبَلِ

Akan tetapi lihatlah kepada gunung

فَإِنِ ٱسۡتَقَرَّ مَكَانَهُۥ فَسَوۡفَ تَرَىٰنِيۚ

kalau dia masih berada di tempatnya maka engkau akan melihat-Ku

Ketika Allah subhanahu wata'ala menampakan diri-Nya pada gunung maka gunung tersebut tiba-tiba hancur lebur dan Nabi Musa pun Alaihissalam pingsan, ini menunjukkan bahwasanya kalau gunung saja yang demikian kuatnya hancur lebur demikian keadaannya akibatnya ketika Allah subhanahu wata'ala memperlihatkan diri-Nya lalu bagaimana dengan manusia yang sangat lemah ini, sehingga kalau dia masih tetap maka engkau akan melihat-Ku tetapi ketika dia hancur maka menunjukkan bahwasanya engkau tidak akan melihat-Ku di dunia ini.

Tapi Allah subhanahu wata'ala akan memberikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman di dalam surga sehingga mereka bisa melihat Allah subhanahu wata'ala, ini dalil umum bahwasanya kita tidak akan melihat Allah subhanahu wata'ala di dunia ini.

Kemudian juga hadits yang tentang dajjal, sesungguhnya kalian tidak akan melihat Rabb kalian sampai kalian meninggal dunia, kita semuanya tidak akan melihat Allah subhanahu wata'ala sampai kita meninggal dunia.

Ditambah lagi di sana ada sebuah hadits dimana Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ditanya oleh sebagian sahabat radhiallahu ta’ala Anhu

هل رأيت ربك؟

Apakah engkau pernah melihat Rabb-mu? Ini pertanyaan langsung pada inti permasalahan, yang bertanya adalah Abu Dzar dalam Shahih Muslim, jawaban Nabi shallallahu 'alaihi wasallam

نور أنى أراه

Ada cahaya bagaimana aku bisa melihatnya.

Yaitu di sana ada hijab yang berupa cahaya bagaimana aku bisa melihatnya, ada penutup (hijab) yang berupa cahaya bagaimana aku bisa melihat Allah subhanahu wata'ala, ini jawaban langsung pada permasalahan kita, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang menjawabnya secara langsung bahwasanya Beliau shallallahu 'alaihi wasallam tidak melihat Allah subhanahu wata'ala

أنى أراه

Bagaimana aku bisa melihat-Nya, menunjukkan bahwasanya Beliau shallallahu 'alaihi wasallam tidak melihat Allah subhanahu wata'ala di dunia. Lalu bagaimana dengan ucapan Abdullah bin Abbas padahal beliau adalah seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau mengatakan

رأى محمدٌ ربَّه

Muhammad melihat Rabb-nya.

Para ulama menjelaskan رأى di sini maksudnya adalah ru’yatu al-qalb maksudnya adalah melihat Allah subhanahu wata'ala dengan mata hatinya dan ini disebutkan dalam sebagian riwayat bahwasanya beliau mengatakan

رأى ربه بفؤاده

yaitu melihat Allah subhanahu wata'ala dengan hatinya, maka ini menunjukkan dengan jelas maksud dari ucapan Abdullah bin Abbas yang dibawakan oleh Al-Imam Ahmad ibn Hanbal bahwasanya maksudnya adalah melihat Allah subhanahu wata'ala dengan hatinya bukan dengan matanya, ini untuk menjama’ riwayat.

Dan kalau memang misalnya tidak bisa dijama’ maka tentunya ucapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ini menjadi hakim, kalau memang di sana ada ijtihad ada perbedaan pendapat diantara para sahabat radhiallahu ta’ala ‘anhum maka ucapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentunya lebih didahulukan daripada ucapan siapapun.

Oleh karena itu ‘a’isyah radhiyallahu ta’ala anha ketika beliau mendengar adanya orang yang mengatakan bahwasanya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam telah melihat Rabb-nya, beliau mengatakan

من حدثك أن محمدا رأى ربه فقد كذب

Barang siapa yang menceritakan kepadamu bahwasanya Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam telah melihat Allah subhanahu wata'ala ketika di mi’rajkan maka sungguh dia telah salah.

Ini keterangan yang jelas dari Ummul mu’minin ‘a’isyah radhiyallahu ta’ala anha yang menunjukkan bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah melihat Allah subhanahu wata'ala di dunia.

Jadi kesimpulannya baik Nabi shallallahu 'alaihi wasallam maupun orang-orang yang beriman, kalau Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak melihat Allah subhanahu wata'ala di dunia lalu bagaimana dengan yang lain, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan juga orang-orang beriman tidak melihat Allah subhanahu wata'ala di dunia tapi mereka akan melihat Allah subhanahu wata'ala di hari kiamat.

Ini adalah keyakinan Ahlussunnah Wal Jamaah dengan perincian yang kita sebutkan bahwasanya untuk melihat Allah subhanahu wata'ala di akhirat maka semuanya sepakat, tapi tentang permasalahan kalau selain Nabi shallallahu 'alaihi wasallam maka semuanya sepakat bahwasanya tidak ada diantara mereka yang melihat Allah subhanahu wata'ala di dunia, adapun Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ada perselisihan diantara ulama ahlussunnah apakah beliau melihat Allah subhanahu wata'ala di dunia atau tidak melihat, dan yang lebih kuat wallahu a’lam bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak melihat Allah subhanahu wata'ala di dunia.
***
[Materi halaqah diambil dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Ushulus Sunnah yang ditulis oleh Al Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah]
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url